Pondok Ilmu Pengetahuan

Monday, June 27, 2016

Tuhan dalam lamunan

TUHAN DALAM LAMUNAN

Dalam sebuah diskusi ketuhanan, saya pernah menjumpai seorang menyampaikan ide yang menafikkan adanya tuhan termasuk segala konsepnya dengan premis sederhana. Tuhan itu lamunan manusia saat manusia tidak mampu, begitu katanya. Argumentasinya, dulu konsep tuhan itu politeisme, banyak dewa, karena manusianya emang banyak tidak bisanya di banyak bidang. Tapi kemudian semakin berkurang karena kemampuan manusia berkembang dalam memecahkan masalah.

Contohnya, mereka perlu sosok dewi sri sebagai klausa gagal sukses panen mereka. Tapi begitu manusia belajar, dan menjadi mampu mengelola, mulailah dewa-dewa itu digusur seperti pemimpin daerah sekarang yang menggusur rumah-rumah miskin. Dihabiskan.

Apalagi dijaman ini, semua orang bisa menjadi dewa atau tuhan. Menyembuhkan, menumbuhkan varietas baru, ataupun membinasakan umat dan membuat hukum2 moral baru sudah bukan hal yang sulit. Maka jumlah tuhan seperti deret hitung, dulu banyak, semakin berkurang, hingga lama-lama tidak dibutuhkan.

Singkatnya, konsep tuhan sejatinya cuman hayalan dan lamunan manusia saja. Dia tidak nyata. Termasuk pula ajaran2nya hanya produksi ide manusia yang dikemas dengan bahasa asketis. Manusia bertuhan hanya manusia lemah, yang dipenuhi ketakutan, begitu ungkapnya.

Yang menarik, begitu ide itu diutarakan, tidak sedikit yang mengamininya. Mungkin memang benar kata Dominic Cobb di film Inception, ide sederhana mudah diterima. Kekuatan manusia, lalu deret hitung adanya tuhan seolah menjadi bukti-bukti nyata sederhana bahwa percaya tuhan berikut dengan ajarannya adalah kepercayaan yang palsu.

Untunglah, forum itu diisi banyak kepala. Ide kontroversial itu selain mendulang dukungan juga menghasilkan pertanyaan kritis. Bagaimana bisa sebuah kesimpulan keberadaan tuhan disimpulkan dari bagaimana manusia berpikir tentang tuhan? Sebagai penelitian, jelas-jelas hal itu salah obyek material dan formal. Ide tentang tuhan bukanlah Tuhan itu sendiri. Begitu salah satu ungkapnya.

Bagi yang tidak terlalu akrab dunia penelitian seperti saya langsung mengerutkan dahi dengan bantahan semacam itu. Tapi untungnya beliau itu kasih contoh yang mudah. Dia bilang, misal seluruh dunia bersepakat negara amerika tidak ada, apakah dataran amerika akan tiba-tiba hilang dari muka bumi?

Bantahan ini jelas bantahan yang telak menurut saya. Salah metode, jelas salahlah hasil kesimpulannya. Sayangnya banyak juga audiens yang tetap kekeuh mendukung, karena rupanya ide sederhana tadi didukung oleh nama-nama tenar seperti freud, marx ataupun august comte. Ini masalah saya, saya lupa kalau di indonesia, sudah umum kalau cara mudah untuk jadi keren adalah mengekor pada yang tenar, walau penuh kontroversi. Demikianlah pengekor selebritis akademis. Sama saja. Aiiiihhhh!

Silahkan berimaji bahwa tuhan dan ajarannya adalah imajinasi atau cuman hasil angan-angan. Tapi jangan lupa setiap angan-angan ada asal muasal. Angan-angan manusia tentang adanya tuhan hanya bermuara pada dzat Tuhan sendiri. Ini salah satu bukti adanya Tuhan. Dengan begitu, secara ontologis Tuha tidak bisa dinafikkan. Mau menerima adanya Tuhan, wajib pula terima ajaranNya. Sebab itu tidak terbukti sebagaj imaji.

Wednesday, June 22, 2016

Jika ini Ramadhan Terakhir Kita

Jika Ini Ramadhan Terakhir Kita

Yaa allah...ya rahman yaa rahim. engkaulah zat yang maha pengasih lagi maha penyayang, engkau yang memberikan karunia berupa nikmat iman dan nikmat islam...

Pada hari ini kami memohon dalam satu lantunan doa, membangun semangat untuk menjadi hambamu yang lebih bertakwa…

Yaa Allah engkau telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menikmati indahnya ramadhan, bulan yang penuh ampunan dan bulan pendidikan karakter moral bagi kami…
kami tahu bahwa untuk mendapatkan ridhomu kami harus lulus dari segala ujian, termasuk ujian dalam bulan ramadhan kali ini…

Yaa allah yaa rab, andai ini ramadhan terakhir kami...

Satu doa yang kami panjatkan, kami hanya meminta diberikan kekuatan dan kesabaran.

Kami tak meminta untuk diringankan beban dalam mengarungi luasnya kehidupan karena kami tahu bahwa beban kami tak seberat orang2 terdahulu, yang mengorbankan jiwa, harta dan raga. Karena engkau tak mungkin memikulkan beban suatu kaum dengan beban yang tak mampu kaum itu emban,...

Maka tambahkanlah kekuatan, kuatkanlah kaki kami untuk bisa melangkah menuju jalan kebaikan…

Kuatkanlah tangan kami untuk bisa lebih ringan dalam mengeluarkan infaq, membantu orang yang lebih membutuhkan atas karunia dan rezeki yang telah engkau titipkan kepada kami…

Kuatkanlah hati kami supaya lebih mudah menerima suara kebenaran,…

Berikan kami kesabaran dijalanmu, kami tahu bahwa untuk istiqomah dijalanmu itu tidak mudah penuh dengan hambatan dan rintangan…

Jadikan kami seperti orang-orang terdahulu, yang memiliki kesabaran meniti setapak demi setapak mencapai surgamu,..

Kami sadar bahwa untuk mendapatkan indahnya kilauan mutiara, kerang harus menahan sakitnya pasir yang melukai tubuhnya…

dan kami tahu untuk menghasilkan pedang yang tajam, sebuah besi harus ditempa ratusan bahkan ribuan kali tempaan…

Maka Maafkan kami yang merasa kehidupan ini sudah terlalu berat untuk dijalani hingga tak mampu kami memikulnya,...

maafkan kami atas segala kemanjaan kami, maafkan kami dari hawa nafsu yang tak mampu kami bendung, maafkan kami yang masih suka mengeluh, maafkan kami yang kurang sabar dalam berjuang....

Allahumma arinal haqqo haqqo warzuknatibaah wa arinal batila batila warzuknat tinabah...

Yaa allah tunjukilah kami yang benar itu benar dan berikan kami kekuatan untuk mengikutinya, dan tunjukillah kami yang bathil itu bathil dan berikan kami untuk menghindarinya...

Rabbana Atina fiddhunya khasanah, wa fil akhiroti khasanah…

Subhana rabbika rabbil izzati ‘amma yaa syifun wassalamun ‘alalmursalin, walhamdulillahi rabbil ‘alamin..

Pertolongan Allah dalam Dinamika Perjuangan

Pertolongan Allah dalam Dinamika Perjuangan

Nabi NUH belum tahu | Bahwa banjir akan datang ketika dia membuat kapal dan ditertawai kaumnya

Nabi IBRAHIM belum tahu | Bahwa akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal leher sang buah hati

Nabi MUSA belum tahu | Bahwa laut akan terbelah saat beliau diperintah untuk memukulkan tongkatnya

Nabi MUHAMMAD pun belum tahu | Bahwa Madinah menjadi kota tersebarnya Islam ketika beliau diperintah untuk hijrah

Yang mereka tahu adalah terus mentaati perintah Allah dan tanpa henti berharap yang terbaik
Ternyata Allah menyiapkan surprise ditengah-tengah ketidak tahuan kita saat kita terus menunaikan perintah-Nya 

Pertolongan Allah datang di "DETIK-DETIK TERAKHIR" dari usaha hamba-Nya

Kalaupun hasil yang kita usahakan masih jauh dari yang kita harapkan, tak usah kita berkecil hati 

Tetap husnudzon apapun yang terjadi, teruslah berusaha dan berbaik sangka selalu kepada Allah

Jika di dunia belum mendapatkan balasan pertolongan-Nya | Maka, percayalah bahwa balasan-Nya di akherat nanti akan jauh lebih indah