Pondok Ilmu Pengetahuan

Sunday, February 19, 2017

Berlian di Pelupuk Mata tidak kelihatan


Berlian di Pelupuk Mata tidak Kelihatan

Pada zaman dahulu, tidak jauh dari Sungai Indus, hiduplah seorang laki laki bernama Ali Hafiz yang tinggal bersama keluarganya. Ia memiliki ladang dan kebun yang luas, dan ia dianggap sebagai orang yang kaya raya. Setiap malam ia bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dikaruniakan dan setiap malam ia dapat tidur dengan nyenyak. Pada suatu hari, seorang laki laki yang banyak mengkaji kisah kisah zaman dahulu datang mengujungi Ali Hafiz. Beliau menceritakan bagaimana proses berlian dijadikan dan berkata. “Apabila kamu berhasil memiliki berlian meskipun sebesar ibu jari, maka kamu mampu membeli sebuah negara, dan apabila kamu bisa memiliki sebuah pertambangan berlian maka kamu dapat menguasai dunia”.


Mulai saat itu, Ali Hafiz tidak dapat tidur dengan nyenyak lagi, dan sejak saat itu pula ia lupa bersyukur kepada Allah. Siang dan malam ia hanya termenung memikirkan bagaimana caranya memiliki berlian. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjual semua harta yang dimilikinya untuk merantau dalam rangka mencari pertambangan berlian. Maka, Ali Hafiz mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya dan segera memulai perjalanannya. Ia merantau ke negara Palestina, menjelajahi Eropa dan akhirnya tiba di Teluk Barcelona dalam keadaan miskin. Namun, berlian yang dicari tidak juga ditemukan. Ia merasa sangat kecewa dan putus asa, dan akhirnya menceburkan dirinya ke dalam laut. Dengan begitu tamatlah riwayat hidupnya.


Kembali kepada ladang dan kebun yang sudah dijualnya, pada suatu hari pemilik yang baru berjalan jalan di kebunnya dan kemudian berhenti untuk beristirahat di tepi sebuah sungai. Ia merasa aneh karena pasir di sungai itu terlihat bersinar dan gemerlapan. Ia pun menciduk pasir sungai dan kemudian menunjukannya kepada laki laki yang banyak mengkaji kisah kisah masa lalu. Laki laki itu terkejut karena pasir itu mengandung berlian bernilai tinggi dan berlian itulah yang selama ini dicari cari oleh Ali Hafiz. Ali Hafiz membuang uang, waktu, dan tenaga untuk pergi mencari berlian sedangkan berlian yang berharga berada di ladangnya, di depan matanya. Atas hasil temuan itu, kebun yang mulanya dimiliki Ali Hafiz berganti menjadi pertambangan berlian yang besar yang saat ini dikenal dengan pertambangan Golcanda.


Umat islam pada saat ini dapat diberatkan seperti Ali Hafiz. Mereka tidak menyadari agama Islam adalah pertambangan berlian yang tidak ada bandingannya dibandingkan dengan ajaran agama lain. Mereka pergi mencari kemuliaan dengan mengikuti budaya asing. Mereka mengangumi isme isme lain yang bertentangan dengan islam dan bangga mengikuti cara hidup matrealisme, liberalism dan selainnya.  Akhirnya, mereka lemah dan hancur. Jika keadaan sudah terlambat, baru mereka sadar bahwa kemuliaan, kebanggaan, keunggulan dan kebahagiaan yang dicari selama ini ada dihadapan mata mereka yaitu Islam.


Dalam Surat Al Baqarah ayat 211 Allah berfirman, “Barang siapa yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksaan-Nya.” Di dalam kitab Al Asas fit Tafsir, Said Hawaa berkata, “Nikmat yang paling besar yang dikaruniakan Allah kepada kita adalah ayat ayat dan aturanNya. Itulah berlian yang kita menuntun manusia menuju cahaya terang. Al –Qur’an dalam hal ini menjadikan manusia dari gelap menuju terang benderang. Artinya Apabila umat islam mengabaikan nikmat nikmat itu, mereka menjadi golongan golongan yang merugi.


Sebenarnya, golongan yang berhasil adalah golongan yang tidak melupakan peringatan Allah. Allah berfirman dalam surat Tha ha ayat 124, “Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta.”


Semoga kita senantiasa termotivasi untuk mempelajari ayat suci al-qur’an dan tentunya mengamalkannya. Amin …

Thursday, February 16, 2017

Mengajarkan Ilmu dengan Mudah


Mengajarkan Ilmu dengan Mudah

Hasanudin Abdurakhman – detikNews


Jakarta - Tak mudah menjadi guru itu. Kalau mudah, tentu setiap orang adalah guru. Sudah menjadi guru pun, ternyata tak semua guru bisa mengajar dengan baik. Kita semua punya guru favorit, disukai banyak murid, karena ia pandai mengajar, membuat kita mudah paham.

Setiap individu, dalam berbagai kesempatan sebenarnya berada dalam posisi harus menjadi guru, harus mengajarkan sesuatu. Tapi sebagaimana guru-guru di sekolah, ada orang yang sanggup jadi guru yang baik, ada yang tidak. Sering orang berdalih, dia tidak berbakat jadi guru. Tapi sering kali yang terjadi adalah, tidak ada keinginan untuk mengajarkan sesuatu dengan baik.

Bagaimana mengajarkan sesuatu dengan mudah?

Pertama, kita sendiri harus menguasai bahan yang hendak kita ajarkan. Kalau bagian ini terpenuhi, kita mungkin sudah melampaui lebih dari 50% kebutuhan untuk mengajarkan sesuatu dengan mudah. Masalah terbesar para pengajar adalah, mereka tidak menguasai materi. Paham, tapi hanya sebagian. Itulah sebabnya penjelasan dari para ahli biasanya mudah kita cerna.

 
Ini adalah bagian terbesar dari masalah pendidikan kita. Banyak guru yang tak paham dengan materi yang ia ajarkan. Ia sekedar menjadi tukang hafal. Selebihnya, ia melafalkan materi di depan kelas, dengan hafalan, atau membaca buku teks. Ia berharap murid-muridnya ikut jadi penghafal seperti dirinya.

 
Syarat kedua adalah adanya keinginan untuk berbagi. Ingat, sekali lagi, mengajar itu berbagi. Kita membagikan apa yang kita tahu. Karena ingin berbagi, ada tujuan yang hendak kita capai, yaitu sampainya pengetahuan ke orang lain. Pengajaran jadi berbeda nuansanya bila yang mengajarkan berniat memamerkan pengetahuannya, atau ingin merendahkan orang lain. Untuk bisa mengajarkan dengan mudah, perasaan seperti itu harus dihilangkan.

 
Hal berikutnya yang penting dalam pengajaran adalah, berempati pada orang yang kita ajar. Ada ungkapan setengah bercanda yang mengatakan bahwa orang yang sangat cerdas sulit menjadi guru yang baik. Yang bisa jadi guru yang baik adalah orang yang tidak terlalu cerdas. Ia dulu mengalami banyak kesulitan dalam belajar, sehingga tahu bagaimana kesulitan murid-muridnya sekarang. Orang-orang cerdas tidak akan pernah memahami kesulitan itu.

Yang terpenting dalam hal ini bukan soal pintar atau tidak, tapi soal empati. Coba bayangkan bagaimana kita menjelaskan suatu hal kepada anak kecil. Apa yang kita lakukan? Kita akan mulai menjelaskan dari hal yang sudah dia pahami, memakai kosa kata sederhana, sesuai perbendaharaan kata yang sudah dia miliki. Prinsip ini berlaku bagi pengajaran di semua tingkat. Karena itu, ketika kita hendak mengajar, kita perlu mengenali siapa yang hendak kita ajar. Pengenalan latar belakang pendengar adalah salah satu komponen penting dalam analisis kebutuhan training.

Langkah berikutnya adalah menyiapkan berbagai metode untuk membuat orang paham. Sering kali diperlukan penjelasan melalui berbagai pendekatan atau sudut pandang. Di sinilah penguasaan materi berperan. Orang yang paham materi secara utuh, dapat melihat masalah dan menjelaskannya dari berbagai sudut pandang. Ia akan dengan mudah dapat membangun analogi, simulasi, atau pemodelan, yang membuat orang mudah memahami masalah yang dibahas.

Hambatan terbesar dalam pengajaran adalah ketiadaan keinginan untuk mengajarkan. Banyak orang berpengetahuan yang menganggap hanya dia yang bisa menguasai sesuatu, sehingga enggan mengajarkan pada orang lain. Orang lain dia anggap tak akan bisa menguasai pengetahuan itu. Ada pula yang takut tersaingi, orang yang dia ajari kelak menjadi lebih ahli.

Mendidik dan mengajari adalah bagian yang sangat penting dalam kepemimpinan. Kepemimpinan yang sukses salah satu ukurannya adalah keberhasilan sang pemimpin mendidik kader-kader, dengan keahlian setara dengan dirinya, atau lebih tinggi. Tidak sedikit pemimpin yang gagal memahami aspek ini. Mereka mengira, menjadi pemimpin hebat itu adalah kalau ia bisa berdiri bak menara tinggi, di tengah orang-orang yang tak mampu menyamainya, sehingga ia menjadi sangat menonjol.

Singkat kata, mengajar itu sebenarnya adalah soal menjadi tunduk merunduk, merendahkan diri di hadapan orang-orang yang menjadi tujuan kita berbagi. Seperti kita duduk bersama anak-anak, menjadikan pandangan mata kita sejajar dengan mereka, lalu mulai berkomunikasi dengan empatik.

*) Hasanudin Abdurakhman adalah cendekiawan, penulis dan kini menjadi seorang profesional di perusahaan Jepang di Indonesia.

*) Opini ini adalah pandangan dan tanggung jawab penulis, bukan merupakan pandangan redaksi detikcom.
(nwk/nwk)

HIDUP KAYA RAYA MATI MASUK SURGA


HIDUP KAYA RAYA MATI MASUK SURGA __

__ ABDURRAHMAN BIN ‘AUF __

 

Penulis teringat dengan salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abdurrahman bin ‘Auf. Abdurrahman bin ‘Auf terkenal sebagai seorang muslim yang kaya raya. Saat hijrah ke Madinah, sahabat Nabi yang sering dipanggil sebagai Abu Muhammad ini kehilangan semua hartanya akibat di rampas Quraisy. Namun belum genap 10 tahun kehidupannya di Madinah, ia sudah menjadi salah satu muslim terkaya menyaingi Ustman bin Affan. Kekayaan ini datang dari skill berdagangnya. Bahkan ada syair yang mengatakan bahwa ketika Abdurrahman mengangkat batu maka dibawahnya pasti terdapat emas dan perak saking tinggi skill berdagangnya. Berikut adalah daftar harta yang menjadikan Abu Muhammad ini menjadi salah satu muslim terkaya di zamannya.

 

~ Menghitung kekayaan Abdurrahman bin ‘Auf

__ Dari Infak beliau ketika masih Hidup dan Peninggalannya __

 

INFAK BELIAU SEMASA HIDUP (yang terdokumentasikan)

1) Sedekah pertama 4.000 dinar (Rp 4,250,000,000)

2) Sedekah kedua 40.000 dinar (Rp 42,500,000,000 )

3) Sedekah ketiga 40.000 dinar (Rp 42,500,000,000)

4) Sedekah berupa Unta fisabilillah sebanyak 1.000 ekor (Rp 10,000,000,000 )

5) Tanah untuk Istri2 Rasulullah 40.000 dinar (42,500,000,000 )

 

Sehingga total perkiraan Infak Beliau saat masih Hidup Rp 141,750,000,000  (Rp 141Milyar)

 

WASIAT BELIAU SAAT MENINGGAL

1) Berwasiat untuk fii sabilillah 50.000 dinar (Rp 53,125,000,000)

2) Berwasiat untuk para veteran Badr 40.000 dinar (Rp 42,500,000,000)

3) Berwasiat unta fii sabilillah 1.000 ekor (Rp 10,000,000,000 )

4) Hewan Ternak – unta 1.000 ekor (Rp 10,000,000,000 )

5) Kuda 100 ekor (Rp 1,000,000,000 )

6) Kambing 1.300 ekor (1,300,000,000 )

7) Ganti Hak waris untuk 4 istrinya 320.000 dinar (Rp 340,000,000,000)

 

Perkiraan Harta Tinggalan Beliau Rp 457,925,000,000

 
TOTAL PERKIRAAN ASET “MINIMAL” Rp 599,675,000,000 (Rp 600 Milyar)

 
jika paradigma yang melekat pada orang yang memperbanyak hartanya adalah label matrealis, maka Abu Muhammad ini adalah salah satu contoh atau figur yang meruntuhkan label tersebut. Berkebalikan dari materialis yang nantinya pasti akan menyesal dalam akhiratnya karena hanya mengejar harta, Abu Muhammad adalah orang yang “dijanjikan surga” berkat kekayaannya.

 
Berikut beberapa cuplikan perjalanan hidup Abdurrahman bin ‘Auf hingga menjadi salah satu sahabat Nabi yang dijanjikan surga :

1. Abu Muhammad adalah salah seorang ashshabigunal awalun (yang masuk islam sebelum adanya perkumpulan di baitul arqam)

2. Abu Muhammad juga mendapatkan intimidasi dari orang-orang Quraisy hingga rela hijrah ke abbisiniyah (sosial budaya : masyarakat arab = masyarakat yang cinta tanah air)

3. Begitupun saa hijrah ke Madinah, Abu Muhammad harus rela meninggalkan sanak saudara dan tanah airnya agar keimanannya terus terjaga. Dan saat perjalanan menuju Madinah, semua harta yang dimilikinya dirampok oleh Quraisy hingga tak tersisa sedikitpun.

4. Abu Muhammad adalah salah seorang dari 300 pasukan  perang badar yang melawan 1000 orang dari Quraisy

5. Saat perang uhud, Abu Muhammad mendapatkan 21 tusukan pedang, salah satu tusukan tersebut membuatnya cacat permanen (pincang) dan beberapa gigi seri rontok hingga ia menjadi cadel terkena sabetan pedang.

6. Saat perang tabuk melawan Romawi, Abu Muhammad Menyumbang Ribuan dirham untuk akomodasi perang tersebut.

7. Tahun ke-6 hijriyah beliau dipercaya untuk memimpin 700 pasukan menuju “daumatil jandal” guna memperluas Agama Islam agar semakin banyak orang-orang yang memegang nilai-nilai islam

8. Beliau memerdekakan kurang lebih 30.000 budak seumur hidupnya

9. Pernah suatu hari Menginfakkan 700 unta untuk muslimin

10. Salah satu sahabat yang mengIkut bai’at Ridwan (sumpah setia pada islam sebelum perjanjian hudaibiyah terjadi)

11. Salah satu kandidat dari 6 calon yang dipilih sebagai pengganti khalifah Umar r.a

12. Termasuk 10 orang sahabat yang dijanjikan surga  Hadist Rasul saw “Wahai Ibnu ‘Auf, anda termasuk golongan orang kaya dan anda akan masuk surga secara perlahan-lahan. Pinjamkanlah harta anda itu kepada Allah, pasti akan mempermudah langkah anda”.  ayat yang turun berkenaan dengan Abdurrahman bin ‘auf (Qs.2:262) “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

13. Sesaat sebelum meninggal ditawari dikuburkan di pekarangan rumah Aisyah, dekat dengan Rasul, abu bakar dan umar

 
Data diatas hanya sebagian dari cerita hidup Abdurrahman bin ‘Auf, Hartawan islam yang dijanjikan surga. Namun dari cerita diatas ternyata tidak hanya memiliki harta banyak yang membuat beliau dijanjikan surga. Harta banyak yang beliau dapatkan tersebut dijadikan jalan dalam mencapai kebahagiaan yang lebih hakiki (membelanjakan hartanya dijalan Allah swt) -> surga. Tidak cukup dengan harta yang terus-terusan diberikan dijalan Allah, tapi juga dengan segenap jiwa dan raga beliau persembahkan dalam membangun dan membesarkan islam, menyebarkan nilai-nilai kebaikan.

 
Dari data diatas penulis jadi teringat mengenai (QS. 3: 142) yang berbunyi “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar”. Jika dibandingkan dengan Abdurrahman bin ‘Auf tentu kontribusi yang penulis berikan untuk membesarkan islam dengan nilai-nilai kebenarannya masih kalah sangat jauh. Namun setidaknya dengan kisah hidup Abdurrahman bin ‘Auf ini penulis belajar mengenai seberapa banyak yang belum penulis kerjakan atau berikan untuk bisa mendapatkan surga. Dan ternyata masih sangat sangat banyak sekali yang harus penulis pribadi kerjakan dan berikan.

 

Sekian, semoga bermanfaat wassalamu’alaikum wr.wb

Memahami Konflik Suriah

Memahami Konflik Suriah, Tragedi Kemanusiaan Terbesar Abad 21
Jakarta - Sampai detik ini, saya tidak pernah lupa peristiwa di tanggal 27 Februari 2011. Itu adalah bulan kedelapan saya di Suriah. Di hari itu, terjadi penangkapan 15 siswa secara kasar di kawasan Hawran Provinsi Dar'a Suriah oleh polisi Suriah, karena membuat grafiti yang menyerang Presiden Basyar al-Assad; sebuah fenomena yang kemudian mengubah kondisi sosial, politik, keamanan, dan apalagi ekonomi di Suriah secara keseluruhan.
Tindakan blunder polisi yang represif ini kemudian membuat masyarakat yang mudah tersulut untuk turun ke jalan pada Selasa dan Jumat (15 dan 18 Maret 2011), menuntut Presiden Basyar al-Assad untuk mundur. Aksi dilakukan di ibukota Damaskus dan secara sporadis merambah ke kota-kota lainnya. Aksi lanjutannya dilakukan biasanya setiap hari Jumat dan dengan mempolitisasi masjid sebagai titik kumpul, berkembang menjadi perang sipil.
Dan di tahun yang keenam ini, kisruh yang merupakan rentetan musim Semi Arab (al-Rabi' al-Arabi/Arab Spring) dan awalnya mengusung slogan perubahan, demokrasi, dan pembebasan rakyat dari thaghut, serta penerapan syariat (kadang-kadang: khilafah), nyatanya telah menjadi musim musibah bagi Suriah, dan rakyat Arab secara keseluruhan.
Akibat krisis ini lebih dari 470 ribu jiwa tewas, dan lebih dari satu juta terluka. Sementara 85% mereka yang masih hidup harus kehilangan pekerjaannya dan seperlima angkatan kerjanya terpaksa mencari uang dari perang, seperti dengan menjarah dan menculik. Kondisi ini diperparah dengan langkanya bahan makanan, jika ada pun harganya selangit. Di dunia pendidikan, jutaan anak tidak bisa menikmati kebutuhan sekolah mereka, sementara ibu mereka harus menghadapi kerasnya hidup menjanda. Sebelas jutaan pengungsi dari Suriah menyebar ke seluruh penjuru, jumlah yang menurut UNHCR terbesar setelah Perang Dunia ke II.
Yang saya tulis di atas adalah sebuah fenomena yang amat menyakitkan, dan yang terjadi di balik fenomena atau nomenanya jauh lebih rumit, bahkan amat rumit. Bisa jadi fenomena penangkapan 15 siswa itu sekadar momentum mewujudkan sebuah konspirasi yang telah disusun jauh-jauh hari. Tetapi sekompleks apa pun kita perlu memahaminya. Dibutuhkan sebuah perspektif yang utuh agar kita tidak hanya fokus dan terjebak pada fenomena. Untuk itu dibutuhkan pikiran yang terbuka, dan pembacaan yang jeli atas sejarah dan geopolitik, serta sumber daya alam negeri berjuluk "the cradle of civilization" ini, termasuk kebijakan luar negerinya terhadap Israel dan negara-negara teluk.
 
Saking kompleksnya, jika ingin memahami dengan benar tentang Konflik Suriah, Anda harus lebih jeli dan menyeluruh dalam melakukan pembacaan dari beragam sumber. Karena pemberitaan seputar konflik Suriah selama ini sudah jauh dari kata obyektif dan berimbang. Fabrikasi berperan sedemikian besar. Al-Jazeera dan al-Arabiya dalam satu kasus, pernah memberitakan secara manipulatif bahwa telah terjadi penembakan demonstran di Distrik Rukn al-Dien Ibukota Damaskus, padahal saya yang tinggal di distrik kecil tersebut tidak pernah melihat apa-apa.
Parahnya, hal ini dilakukan pula oleh media besar semisal BBC, Reuters, Guardian dan CNN. Di Indonesia pun demikian, media massa umum, sebagian, untuk tidak menyebut rata-rata, men-quote berita dari kantor berita besar dunia yang juga melakukan pemberitaan serupa. Pemberitaan yang tidak obyektif dan berimbang tentu menimbulkan dampak yang merugikan. Tapi apa daya, media telah turut menjadi alat perang.
Faktor Konflik Suriah
 
Ada banyak perspektif mengenai apa saja faktor yang melatarbelakangi pecahnya konflik Suriah. Sebuah konflik memang terjadi tidak disebabkan oleh sebab tunggal. Konflik selalu lahir dari sebab yang kompleks dan diliputi oleh banyak faktor dan kepentingan. Dan jika melihat peta konflik Suriah yang terjadi, terlalu sederhana (simplikatif) untuk menyatakan bahwa konflik tersebut tirani versus demokrasi, atau apalagi berlatar belakang teologis: perseteruan antara Sunni dan Syiah. Karena sejarah Suriah adalah harmoni antar sekte dan umat beragama. Itu pula yang saya rasakan selama hidup di sana.
 
Ada empat faktor yang terlibat dalam sebuah konflik, yaitu triggers (pemicu), pivotal (akar), mobilizing (peran pemimpin) dan aggravating (faktor yang memperburuk atau memperuncing situasi konflik). Untuk mengetahui keempat faktor tersebut diperlukan sebuah analisis berupa kajian sistematis terhadap profil, sebab-sebab, aktor, dan dinamika konflik. Klasifikasi faktor juga bisa dilakukan dengan melihat yang primer, sekunder dan tersier.
 
Intinya, secara global faktor penyebab konflik Suriah bisa dipetakan dalam dua hal:
1. Masalah internal (dalam negeri) Suriah, berupa terbatasnya kesempatan pergerakan/mobilitas sosial dan politik, kesenjangan, korupsi, dan represi aparat keamanan, serta tuntutan reformasi atas rezim klan Assad yang telah berkuasa selama 40 tahun. Anehnya, tuntutan reformasi ini tidak terjadi di delapan negara monarki yang juga tergabung dalam liga Arab yang tidak lebih demokratis. Jadi sejatinya yang terakhir ini tidak cukup kuat.
2. Masalah eksternal (luar negeri), berupa kepentingan politik, keamanan, dan ekonomi. Ini tidak lepas dari fakta bahwa Suriah adalah negara yang kuat secara militer dan selalu menunjukkan sikap perlawanan dan ancaman terhadap Israel sejak awal sejarahnya, termasuk dengan bersekutu bersama Iran, Hamas dan Hizbullah. Kondisi demikian membuat Israel, Amerika, NATO dan sekutunya di Timur Tengah turut berkepentingan mereformasi dan menumbangkan Assad. Demikian ringkasnya kebutuhan politik dan keamanan negara sekeliling Suriah.
 
Sementara dari sisi ekonomi, di balik koalisi Barat dan sekutu Arab, serta Turki terdapat kepentingan untuk mengeksploitasi cadangan minyak, di samping gas, dengan ketebalan sekitar 350 meter, berkali lipat rata-rata ketebalan kandungan minyak dunia yang hanya sekitar 10-20 meter di tanah milik Suriah. Sumber ini berisi miliaran barel yang kandungannya dapat membuat negara mana pun menjadi pemain minyak penting.
Dengan demikian, mengacu pada penjelasan singkat tersebut, di balik kompleksitas masalah domestik Suriah, kita bisa mengetahui adanya eksistensi negara-negara yang berkepentingan mengobarkan api peperangan di Suriah.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sunday, February 05, 2017

DEMI MASSA



Demi Masa
(Hikmah Surat Al ashr : 1 – 3 )

Tidak terasa, kita sudah membuka lembaran baru meninggalkan tahun 2016 menjadi tahun 2017. Seakan waktu setahun yang kita lalui terasa cepat berlalu. Manusia diberikan oleh Allah dengan banyak kenikmatan. Salah satunya nikmat waktu. Sebuah hadist diriwayatkan oleh Imam Bukhori. Rasulullah bersabda : “Dua kenikmatan yang kebanyakan orang lalai di dalamnya, yakni kesehatan dan waktu”. Tidak dipungkiri manusia mudah lalai dengan nikmat waktu. Padahal waktu itu modal sangat berharga. Ada ungkapan “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”. Motivasinya manusia mau menggunakan waktu hidupnya dengan baik dan lebih baik. Wujudnya menjalankan kehidupan dengan perencanaan, disiplin, produktif dan kerja keras. Bahkan kultur masyarakat yang menghargai waktu menunjukan tingkat kemajuan suatu peradaban.

Dilansir Blommberg, Rabu (30/9/2015). The Global Competitiveness Report 2015-2016 yang dikeluarkan Forum Ekonomi Dunia (WEF). Meneliti 140 negara dengan 113 indikator yang memengaruhi produktivitas suatu negara. Merilis negara dengan tingkat produktifitas dan daya saing tinggi dalam berbagai sektor pembangunan. Negara maju seperti Jerman, Swiss dan Amerika Serikat memiliki tingkat produktifitas dan daya saing tinggi. Resepnya mereka menjalankan sunatullah kemajuan. Salah satunya budaya memanfaatkan waktu dengan sangat baik. Bentuk budaya menghargai waktu warga negara Jerman dan Swiss yaitu terbiasa dengan perencanaan dan sangat disiplin dalam berbagai hal. Fokus dan totalitas dalam setiap kegiatan. Saat bekerja benar benar bekerja. Saat istirahat benar benar istirahat. Saat Liburan atau cuty digunakan dengan baik. Berlaku juga budaya menghargai waktu warga negara Amerika serikat yaitu Ajaran pola pikir “time is money”. Baginya waktu adalah uang. Orang amerika sadar bahwa kunci sukses harus disiplin dan produktif.

Sebenarnya Allah SWT juga memberikan wasiat kepada Umat Islam agar membangun kultur menghargai waktu. Sehingga memunculkan sikap disiplin, produktif, kerja keras, fokus dan totalitas berkarya untuk islam. Menelisik salah satu surat yang banyak dihafal dan dibaca setiap pulang sekolah. Yakni Surat Al Ashr terdiri dari 3 ayat. Wahyu turun ke 13 ini setelah Surat Alam Nasyrah. Meski ayatnya pendek namun terkandung hikmah perjuangan islam di masa awal dakwah. Sering ditemui banyak orang muslim melafalkan surat Al ashr dalam kesehariannya namun tidak memahami makna isi kandungannya. Jarang sekali mengamalkannya. Padahal Sahabat Sahabat Nabi saling mengingatkan untuk mengamalkan surat Al Ashr dengan harapan agar individu individu memiliki perkembangan baik dalam ibadah, moralitas dan kontribusi semakin besar untuk islam. Bahkan sebuah Riwayat Imam Asy Syafi’I berkata :”Seandainya setiap manusia merenungkan surat Al ashr, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir 8/499]. Penjelasannya dari Muhammad Qurai Shihab bahwa Seandainya tidak ada tuntunan Allah yang turun kecuali surat Al ashr. Nabi Muhammad dan Sahabat sahabatnya merasa sudah cukup untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat. Sebab dengan mengamalkan surat Al ashr maka akan terhindar dari kerugian dunia dan akherat.

Berikut Ulasan hikmah surat Al ashr. Kenapa Allah bersumpah “Demi Masa”. Apa saja wasiat Allah terhadap manusia di surat Al ashr. Manfaat dan saran penerapan Surat Al ashr dalam kehidupan pribadi dan organisasi.

Allah Berfirman :
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr : 1-3).

Surat Al ashr turun di Mekkah dalam rangka dakwah. Ketika orang orang makkah sering mengadakan perkumpulan pada waktu Ashar yakni ketika matahari mau tenggelam. Perbuatan mereka di waktu ashar sering membicarakan urusan dunia dan membanggakan keduniawian seperti memamerkan harga benda, istri dan suku. Juga pula Orang orang musyrik sering mengujingi bani/suku tertentu dan juga mengunjingi ajaran islam. Dari perkumpulan ini menimbulkan permusuhan dan pertengkaran. Hingga menjadikan mereka selalu mengutuk waktu ashar karena membawa sial. Namun kegiatannya tetap berlanjut dan tidak ada perubahan.

Allah memberikan peringatan dengan surat Al ashr secara tujuannya supaya manusia yang berakal memikirkan akan nikmat waktu. Modal yang diberikan Allah ini sangat berharga. Keliru jika mengutuk waktu. Allah mengajak manusia untuk bangun dan sadar merenungi kebenaran wahyu Allah, mari memperbaiki diri menuju jalan orang orang yang beruntung. Berikut ulasan hikmah dibagi menjadi 4 bagian :
Bagian 1 :
وَالْعَصْرِ artinya “Demi Masa”. Menggunakan Huruf Waw (و) yakni waw al-Qasam. Huruf waw digunakan untuk Sumpah. Allah dalam Surat Al ashr mendahulukan dengan Sumpah. Makna Sumpah :
        1. Menjelaskan Agungnya dengan landasan dasar sumpah
        2. Menjelaskan Pentingnya sesuatu yang disumpahkan
        3. Sebagai Bentuk Penguatan atasnya

Allah mempunyai maksud dengan mendahului Sumpah. Karena budaya arab kalau seorang bersumpah maka perkataan ini mengandung nilai agung dan penting. Dengan Sumpah bisa menarik orang untuk memperhatikan pesan selanjutnya. Sumpah juga menimbulkan keyakinan dan jaminan akan kebenaran wahyu yang datangnya dari Tuhan Semesta Alam.

Bagian 2 : 
al-‘Ashr العصر menurut para ulama memiliki beberapa makna :
      1.  Ad-Dhar : Waktu yang sudah ada
      2. Al Ashr yakni Masa yang dilalui oleh sesuatu
    3.Al Ashr adalah Waktu Asar. Diambil dari segi bahasa artinya memeras atau waktu menjelang maghrib. Manusia diperas untuk menyelesaikan pekerjannya karena waktu sudah mau habis atau waktu urgen. Sebab saat menjelang maghrib manusia mau tidak mau harus sudah selesai suatu kegiatan.

Menurut Muhammad Qurai Shihab makna “Masa” ini kebanyakan ulama’ memaknai sifatnya umum. Sifat Umum ini bisa dalam bentuk waktu/modal yang diberikan Allah kepada manusia. Modal ini sangat berharga dan darurat. Mengharuskan manusia untuk melakukan perbaikan diri dan masyarakat. 

Menurut Nouman Ali Khan. Ibarat Orang yang masih tidur dan mimpi indah padahal kondisinya tenggelam didalam lautan. Yang harus ia lakukan adalah sadar bahwa ia dalam kondisi tenggelam didalam lautan. Lalu bangun dan berenang mencari udara. Manusia yang masih dalam kejahiliyahan bersegeralah untuk sadar bahwa dirinya dalam kondisi jahiliyah.  lalu bangun perbaiki diri dan bangunkan masyarakat.

Bagian 3 :
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian”:
1.      Inna artinya Sesungguhnya. Tujuannya untuk menghilangkan keraguan orang orang yang masih ragu dengan pesan Allah
2.      Al Insan artinya Manusia. Manusia yang dimaksud adalah Orang yang sudah dewasa atau manusia yang memiliki akal untuk menimbang mana yang baik dan yang buruk.
3.      Khusrin artinya Segala sesuatu yang berakibat negative atau rugi luar biasa.
Allah menegaskan setelah sumpah. Manusia yang terikat ruang dan waktu benar benar berada di dalam beraneka ragam kerugian. Aneka ragam kerugian secara keseluruhan/luar biasa. Sehingga apa yang diusahakan manusia di dunia ini mulai dari harta, tenaga, waktu, pikiran dan apa yang dibanggakan itu pasti sebuah kerugian luar biasa. Namun hanya ada satu golongan umat manusia yang tidak rugi dilanjutkan ke ayat 3.
Bagian 4 :
 “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”
Di ayat ke 3 Allah memberikan wasiat agar manusia tidak termasuk orang orang yang merugi dunia dan akherat :
1.      Beriman kepada Allah
Iman disini Mengakui Allah sebagai illah dan Mengakui Nabi Muhammad Utusan Allah. Seorang mengatakan syahadat di kondisi perjuangan islam berarti orang itu siap dengan segala resiko dan konsekuensinya. Siap meninggalkan kejahiliyahan. Berani berkorban untuk perjuangan islam. Iman ini sangat penting sebagai syarat agar tidak menjadi orang yang merugi. Suatu perbuatan jika tidak dilandasi dengan mengakui keesaan Allah dan mengarahkan hidup matinya untuk Allah maka segala apa yang ia diusahakan akan mengalami kerugian luar biasa.

2.      Beramal Shaleh
Iman saja tidak cukup. Iman itu butuh pembuktian. Membuktikan kebenaran imannya dengan beramal. Amal artinya menggunakan daya. Daya dalam hal ini menggunakan seluruh daya baik harta, tenaga, waktu dan pikiran untuk untuk sesuatu hal yang agung. Yang dituntut oleh Allah bukan sembarang amal. Namun Amal Shaleh. Amal shaleh itu sebuah perbuatan yang menunjang visi misi hidup manusia tentunya yang sesuai dengan kehendak Allah. Visi Khalifah fil ard dalam hal ini Amal yang membawa rahmat, bermanfaat untuk Alam dan berkarya untuk islam.

3.      Saling menasehati dalam kebenaran
Tawasaw diambil dari kata Wasiat. Wasiat memiliki makna penyampaian pesan tentang kebenaran secara halus agar diamalkan orang lain secara berkesinambungan. Namun di kata Tawasaw ada bentuk kata “Saling”. Maksudnya saling wasiat mewasiati. Jadi manusia tidak hanya disuruh untuk beriman dan beramal shaleh tapi memberikan nasehat ke orang lain tentang ilmu, apa yang  ia imani dan apa yang dia perjuangkan. Sehingga rugi jika ia tidak menyampaikan kebenaran dan mengajak orang lain dalam kebenaran. Kebenaran adalah sebuah nilai yang membawa pada kemanfaatan dan membawa kemajuan umat. Menyampaikan kebenaran tentang nilai nilai ketauhidan, nilai masa depan akherat dan pembangunan masyarakat adalah sebuah wasiat Allah. Selayaknya manusia harusnya saling menyadarkan manusia yang masih tertidur dan mimpi indah dengan kehidupan duniawi. Bersegeralah untuk sadar, bangun dan saling membangunkan akan nilai nilai islam.

4.      Saling menasehati dalam kesabaran
Karena iman, amal shaleh dan menyampaikan kebenaran tidak mudah. Manusia harusnya saling mewasiat wasiati dalam kesabaran. Tujuannya supaya ada budaya untuk istiqomah berjuang di jalan Allah. Sabar berasal dari kata sobaro yasbiru. Sabar itu menurut bahasa “menahan”. Menahan gejolak nafsu untuk mencapai sesuatu yang baik. Sabar dalam hal ini aktif untuk bertahan dalam perjuangan beriman kepada allah, beramal shaleh dan menyampaikan kebenaran.