Demi Masa
(Hikmah Surat Al ashr :
1 – 3 )
Tidak
terasa, kita sudah membuka lembaran baru meninggalkan tahun 2016 menjadi tahun 2017.
Seakan waktu setahun yang kita lalui terasa cepat berlalu. Manusia diberikan
oleh Allah dengan banyak kenikmatan. Salah satunya nikmat waktu. Sebuah hadist
diriwayatkan oleh Imam Bukhori. Rasulullah bersabda : “Dua kenikmatan yang kebanyakan orang lalai di dalamnya, yakni
kesehatan dan waktu”. Tidak dipungkiri manusia mudah lalai dengan nikmat waktu.
Padahal waktu itu modal sangat berharga. Ada ungkapan “Hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin”. Motivasinya manusia mau menggunakan waktu hidupnya dengan
baik dan lebih baik. Wujudnya menjalankan kehidupan dengan perencanaan,
disiplin, produktif dan kerja keras. Bahkan kultur masyarakat yang menghargai
waktu menunjukan tingkat kemajuan suatu peradaban.
Dilansir
Blommberg, Rabu (30/9/2015). The Global Competitiveness Report 2015-2016 yang
dikeluarkan Forum Ekonomi Dunia (WEF). Meneliti 140 negara dengan 113 indikator
yang memengaruhi produktivitas suatu negara. Merilis negara dengan tingkat
produktifitas dan daya saing tinggi dalam berbagai sektor pembangunan. Negara
maju seperti Jerman, Swiss dan Amerika Serikat memiliki tingkat produktifitas dan
daya saing tinggi. Resepnya mereka menjalankan sunatullah kemajuan. Salah satunya
budaya memanfaatkan waktu dengan sangat baik. Bentuk budaya menghargai waktu
warga negara Jerman dan Swiss yaitu terbiasa dengan perencanaan dan sangat
disiplin dalam berbagai hal. Fokus dan totalitas dalam setiap kegiatan. Saat bekerja
benar benar bekerja. Saat istirahat benar benar istirahat. Saat Liburan atau
cuty digunakan dengan baik. Berlaku juga budaya menghargai waktu warga negara
Amerika serikat yaitu Ajaran pola pikir “time is money”. Baginya waktu adalah
uang. Orang amerika sadar bahwa kunci sukses harus disiplin dan produktif.
Sebenarnya
Allah SWT juga memberikan wasiat kepada Umat Islam agar membangun kultur menghargai
waktu. Sehingga memunculkan sikap disiplin, produktif, kerja keras, fokus dan
totalitas berkarya untuk islam. Menelisik salah satu surat yang banyak dihafal
dan dibaca setiap pulang sekolah. Yakni Surat Al Ashr terdiri dari 3 ayat. Wahyu
turun ke 13 ini setelah Surat Alam Nasyrah. Meski ayatnya pendek namun terkandung
hikmah perjuangan islam di masa awal dakwah. Sering ditemui banyak orang muslim
melafalkan surat Al ashr dalam kesehariannya namun tidak memahami makna isi
kandungannya. Jarang sekali mengamalkannya. Padahal Sahabat Sahabat Nabi saling
mengingatkan untuk mengamalkan surat Al Ashr dengan harapan agar individu individu
memiliki perkembangan baik dalam ibadah, moralitas dan kontribusi semakin besar
untuk islam. Bahkan sebuah Riwayat Imam Asy Syafi’I berkata
:”Seandainya setiap manusia merenungkan surat Al ashr, niscaya hal itu akan
mencukupi untuk mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir 8/499]. Penjelasannya
dari Muhammad Qurai Shihab bahwa Seandainya tidak ada tuntunan Allah yang turun
kecuali surat Al ashr. Nabi Muhammad dan Sahabat sahabatnya merasa sudah cukup
untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat. Sebab dengan mengamalkan surat
Al ashr maka akan terhindar dari kerugian dunia dan akherat.
Berikut
Ulasan hikmah surat Al ashr. Kenapa Allah bersumpah “Demi Masa”. Apa saja
wasiat Allah terhadap manusia di surat Al ashr. Manfaat dan saran penerapan
Surat Al ashr dalam kehidupan pribadi dan organisasi.
Allah
Berfirman :
”Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati
kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”
(QS. Al ‘Ashr : 1-3).
Surat
Al ashr turun di Mekkah dalam rangka dakwah. Ketika orang orang makkah sering mengadakan
perkumpulan pada waktu Ashar yakni ketika matahari mau tenggelam. Perbuatan
mereka di waktu ashar sering membicarakan urusan dunia dan membanggakan keduniawian
seperti memamerkan harga benda, istri dan suku. Juga pula Orang orang musyrik sering
mengujingi bani/suku tertentu dan juga mengunjingi ajaran islam. Dari
perkumpulan ini menimbulkan permusuhan dan pertengkaran. Hingga menjadikan mereka
selalu mengutuk waktu ashar karena membawa sial. Namun kegiatannya tetap
berlanjut dan tidak ada perubahan.
Allah
memberikan peringatan dengan surat Al ashr secara tujuannya supaya manusia yang
berakal memikirkan akan nikmat waktu. Modal yang diberikan Allah ini sangat
berharga. Keliru jika mengutuk waktu. Allah mengajak manusia untuk bangun dan
sadar merenungi kebenaran wahyu Allah, mari memperbaiki diri menuju jalan orang
orang yang beruntung. Berikut ulasan hikmah dibagi menjadi 4 bagian :
Bagian 1 :
وَالْعَصْرِ artinya “Demi Masa”.
Menggunakan Huruf Waw (و) yakni waw
al-Qasam. Huruf waw digunakan untuk Sumpah. Allah dalam Surat Al ashr
mendahulukan dengan Sumpah. Makna Sumpah :
1. Menjelaskan
Agungnya dengan landasan dasar sumpah
2. Menjelaskan
Pentingnya sesuatu yang disumpahkan
3. Sebagai
Bentuk Penguatan atasnya
Allah mempunyai maksud dengan mendahului Sumpah. Karena
budaya arab kalau seorang bersumpah maka perkataan ini mengandung nilai agung
dan penting. Dengan Sumpah bisa menarik orang untuk memperhatikan pesan
selanjutnya. Sumpah juga menimbulkan keyakinan dan jaminan akan kebenaran wahyu
yang datangnya dari Tuhan Semesta Alam.
Bagian 2 :
al-‘Ashr العصر menurut para ulama memiliki beberapa makna :
1. Ad-Dhar : Waktu yang sudah ada
2. Al Ashr
yakni Masa yang dilalui oleh sesuatu
3.Al Ashr
adalah Waktu Asar. Diambil dari segi
bahasa artinya memeras atau waktu
menjelang maghrib. Manusia diperas untuk menyelesaikan pekerjannya karena waktu
sudah mau habis atau waktu urgen. Sebab saat menjelang maghrib manusia mau
tidak mau harus sudah selesai suatu kegiatan.
Menurut Muhammad Qurai Shihab makna “Masa” ini kebanyakan
ulama’ memaknai sifatnya umum. Sifat Umum ini bisa dalam bentuk waktu/modal yang diberikan Allah kepada
manusia. Modal ini sangat berharga dan darurat. Mengharuskan manusia untuk
melakukan perbaikan diri dan masyarakat.
Menurut Nouman Ali Khan. Ibarat Orang yang masih tidur dan
mimpi indah padahal kondisinya tenggelam didalam lautan. Yang harus ia lakukan
adalah sadar bahwa ia dalam kondisi tenggelam didalam lautan. Lalu bangun dan
berenang mencari udara. Manusia yang masih dalam kejahiliyahan bersegeralah
untuk sadar bahwa dirinya dalam kondisi jahiliyah. lalu bangun perbaiki diri dan bangunkan masyarakat.
Bagian 3 :
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar
berada dalam kerugian”:
1. Inna
artinya Sesungguhnya. Tujuannya untuk
menghilangkan keraguan orang orang yang masih ragu dengan pesan Allah
2. Al Insan artinya
Manusia. Manusia yang dimaksud adalah
Orang yang sudah dewasa atau manusia yang memiliki akal untuk menimbang mana
yang baik dan yang buruk.
3. Khusrin
artinya Segala sesuatu yang berakibat
negative atau rugi luar biasa.
Allah menegaskan setelah sumpah. Manusia yang terikat ruang
dan waktu benar benar berada di dalam beraneka ragam kerugian. Aneka ragam kerugian
secara keseluruhan/luar biasa. Sehingga apa yang diusahakan manusia di dunia
ini mulai dari harta, tenaga, waktu, pikiran dan apa yang dibanggakan itu pasti
sebuah kerugian luar biasa. Namun hanya ada satu golongan umat manusia yang
tidak rugi dilanjutkan ke ayat 3.
Bagian 4 :
“Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasihati
supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”
Di ayat ke 3 Allah memberikan wasiat
agar manusia tidak termasuk orang orang yang merugi dunia dan akherat :
1. Beriman
kepada Allah
Iman disini Mengakui Allah sebagai illah dan Mengakui
Nabi Muhammad Utusan Allah. Seorang mengatakan syahadat di kondisi perjuangan
islam berarti orang itu siap dengan segala resiko dan konsekuensinya. Siap meninggalkan
kejahiliyahan. Berani berkorban untuk perjuangan islam. Iman ini sangat penting
sebagai syarat agar tidak menjadi orang yang merugi. Suatu perbuatan jika tidak
dilandasi dengan mengakui keesaan Allah dan mengarahkan hidup matinya untuk
Allah maka segala apa yang ia diusahakan akan mengalami kerugian luar biasa.
2. Beramal
Shaleh
Iman saja tidak cukup. Iman itu butuh pembuktian.
Membuktikan kebenaran imannya dengan beramal. Amal artinya menggunakan daya.
Daya dalam hal ini menggunakan seluruh daya baik harta, tenaga, waktu dan
pikiran untuk untuk sesuatu hal yang agung. Yang dituntut oleh Allah bukan sembarang
amal. Namun Amal Shaleh. Amal shaleh itu sebuah perbuatan yang menunjang visi misi
hidup manusia tentunya yang sesuai dengan kehendak Allah. Visi Khalifah fil ard
dalam hal ini Amal yang membawa rahmat, bermanfaat untuk Alam dan berkarya
untuk islam.
3. Saling menasehati
dalam kebenaran
Tawasaw diambil
dari kata Wasiat. Wasiat memiliki makna penyampaian pesan tentang kebenaran secara
halus agar diamalkan orang lain secara berkesinambungan. Namun di kata Tawasaw ada bentuk kata “Saling”. Maksudnya
saling wasiat mewasiati. Jadi manusia tidak hanya disuruh untuk beriman dan
beramal shaleh tapi memberikan nasehat ke orang lain tentang ilmu, apa yang ia imani dan apa yang dia perjuangkan. Sehingga
rugi jika ia tidak menyampaikan kebenaran dan mengajak orang lain dalam
kebenaran. Kebenaran adalah sebuah nilai yang membawa pada kemanfaatan dan
membawa kemajuan umat. Menyampaikan kebenaran tentang nilai nilai ketauhidan,
nilai masa depan akherat dan pembangunan masyarakat adalah sebuah wasiat Allah.
Selayaknya manusia harusnya saling menyadarkan manusia yang masih tertidur dan
mimpi indah dengan kehidupan duniawi. Bersegeralah untuk sadar, bangun dan saling
membangunkan akan nilai nilai islam.
4. Saling
menasehati dalam kesabaran
Karena iman, amal shaleh dan menyampaikan kebenaran tidak
mudah. Manusia harusnya saling mewasiat wasiati dalam kesabaran. Tujuannya
supaya ada budaya untuk istiqomah berjuang di jalan Allah. Sabar berasal dari
kata sobaro yasbiru. Sabar itu
menurut bahasa “menahan”. Menahan
gejolak nafsu untuk mencapai sesuatu yang baik. Sabar dalam hal ini aktif untuk
bertahan dalam perjuangan beriman kepada allah, beramal shaleh dan menyampaikan
kebenaran.
No comments:
Post a Comment