Pondok Ilmu Pengetahuan

Sunday, February 05, 2017

DEMI MASSA



Demi Masa
(Hikmah Surat Al ashr : 1 – 3 )

Tidak terasa, kita sudah membuka lembaran baru meninggalkan tahun 2016 menjadi tahun 2017. Seakan waktu setahun yang kita lalui terasa cepat berlalu. Manusia diberikan oleh Allah dengan banyak kenikmatan. Salah satunya nikmat waktu. Sebuah hadist diriwayatkan oleh Imam Bukhori. Rasulullah bersabda : “Dua kenikmatan yang kebanyakan orang lalai di dalamnya, yakni kesehatan dan waktu”. Tidak dipungkiri manusia mudah lalai dengan nikmat waktu. Padahal waktu itu modal sangat berharga. Ada ungkapan “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”. Motivasinya manusia mau menggunakan waktu hidupnya dengan baik dan lebih baik. Wujudnya menjalankan kehidupan dengan perencanaan, disiplin, produktif dan kerja keras. Bahkan kultur masyarakat yang menghargai waktu menunjukan tingkat kemajuan suatu peradaban.

Dilansir Blommberg, Rabu (30/9/2015). The Global Competitiveness Report 2015-2016 yang dikeluarkan Forum Ekonomi Dunia (WEF). Meneliti 140 negara dengan 113 indikator yang memengaruhi produktivitas suatu negara. Merilis negara dengan tingkat produktifitas dan daya saing tinggi dalam berbagai sektor pembangunan. Negara maju seperti Jerman, Swiss dan Amerika Serikat memiliki tingkat produktifitas dan daya saing tinggi. Resepnya mereka menjalankan sunatullah kemajuan. Salah satunya budaya memanfaatkan waktu dengan sangat baik. Bentuk budaya menghargai waktu warga negara Jerman dan Swiss yaitu terbiasa dengan perencanaan dan sangat disiplin dalam berbagai hal. Fokus dan totalitas dalam setiap kegiatan. Saat bekerja benar benar bekerja. Saat istirahat benar benar istirahat. Saat Liburan atau cuty digunakan dengan baik. Berlaku juga budaya menghargai waktu warga negara Amerika serikat yaitu Ajaran pola pikir “time is money”. Baginya waktu adalah uang. Orang amerika sadar bahwa kunci sukses harus disiplin dan produktif.

Sebenarnya Allah SWT juga memberikan wasiat kepada Umat Islam agar membangun kultur menghargai waktu. Sehingga memunculkan sikap disiplin, produktif, kerja keras, fokus dan totalitas berkarya untuk islam. Menelisik salah satu surat yang banyak dihafal dan dibaca setiap pulang sekolah. Yakni Surat Al Ashr terdiri dari 3 ayat. Wahyu turun ke 13 ini setelah Surat Alam Nasyrah. Meski ayatnya pendek namun terkandung hikmah perjuangan islam di masa awal dakwah. Sering ditemui banyak orang muslim melafalkan surat Al ashr dalam kesehariannya namun tidak memahami makna isi kandungannya. Jarang sekali mengamalkannya. Padahal Sahabat Sahabat Nabi saling mengingatkan untuk mengamalkan surat Al Ashr dengan harapan agar individu individu memiliki perkembangan baik dalam ibadah, moralitas dan kontribusi semakin besar untuk islam. Bahkan sebuah Riwayat Imam Asy Syafi’I berkata :”Seandainya setiap manusia merenungkan surat Al ashr, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir 8/499]. Penjelasannya dari Muhammad Qurai Shihab bahwa Seandainya tidak ada tuntunan Allah yang turun kecuali surat Al ashr. Nabi Muhammad dan Sahabat sahabatnya merasa sudah cukup untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat. Sebab dengan mengamalkan surat Al ashr maka akan terhindar dari kerugian dunia dan akherat.

Berikut Ulasan hikmah surat Al ashr. Kenapa Allah bersumpah “Demi Masa”. Apa saja wasiat Allah terhadap manusia di surat Al ashr. Manfaat dan saran penerapan Surat Al ashr dalam kehidupan pribadi dan organisasi.

Allah Berfirman :
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr : 1-3).

Surat Al ashr turun di Mekkah dalam rangka dakwah. Ketika orang orang makkah sering mengadakan perkumpulan pada waktu Ashar yakni ketika matahari mau tenggelam. Perbuatan mereka di waktu ashar sering membicarakan urusan dunia dan membanggakan keduniawian seperti memamerkan harga benda, istri dan suku. Juga pula Orang orang musyrik sering mengujingi bani/suku tertentu dan juga mengunjingi ajaran islam. Dari perkumpulan ini menimbulkan permusuhan dan pertengkaran. Hingga menjadikan mereka selalu mengutuk waktu ashar karena membawa sial. Namun kegiatannya tetap berlanjut dan tidak ada perubahan.

Allah memberikan peringatan dengan surat Al ashr secara tujuannya supaya manusia yang berakal memikirkan akan nikmat waktu. Modal yang diberikan Allah ini sangat berharga. Keliru jika mengutuk waktu. Allah mengajak manusia untuk bangun dan sadar merenungi kebenaran wahyu Allah, mari memperbaiki diri menuju jalan orang orang yang beruntung. Berikut ulasan hikmah dibagi menjadi 4 bagian :
Bagian 1 :
وَالْعَصْرِ artinya “Demi Masa”. Menggunakan Huruf Waw (و) yakni waw al-Qasam. Huruf waw digunakan untuk Sumpah. Allah dalam Surat Al ashr mendahulukan dengan Sumpah. Makna Sumpah :
        1. Menjelaskan Agungnya dengan landasan dasar sumpah
        2. Menjelaskan Pentingnya sesuatu yang disumpahkan
        3. Sebagai Bentuk Penguatan atasnya

Allah mempunyai maksud dengan mendahului Sumpah. Karena budaya arab kalau seorang bersumpah maka perkataan ini mengandung nilai agung dan penting. Dengan Sumpah bisa menarik orang untuk memperhatikan pesan selanjutnya. Sumpah juga menimbulkan keyakinan dan jaminan akan kebenaran wahyu yang datangnya dari Tuhan Semesta Alam.

Bagian 2 : 
al-‘Ashr العصر menurut para ulama memiliki beberapa makna :
      1.  Ad-Dhar : Waktu yang sudah ada
      2. Al Ashr yakni Masa yang dilalui oleh sesuatu
    3.Al Ashr adalah Waktu Asar. Diambil dari segi bahasa artinya memeras atau waktu menjelang maghrib. Manusia diperas untuk menyelesaikan pekerjannya karena waktu sudah mau habis atau waktu urgen. Sebab saat menjelang maghrib manusia mau tidak mau harus sudah selesai suatu kegiatan.

Menurut Muhammad Qurai Shihab makna “Masa” ini kebanyakan ulama’ memaknai sifatnya umum. Sifat Umum ini bisa dalam bentuk waktu/modal yang diberikan Allah kepada manusia. Modal ini sangat berharga dan darurat. Mengharuskan manusia untuk melakukan perbaikan diri dan masyarakat. 

Menurut Nouman Ali Khan. Ibarat Orang yang masih tidur dan mimpi indah padahal kondisinya tenggelam didalam lautan. Yang harus ia lakukan adalah sadar bahwa ia dalam kondisi tenggelam didalam lautan. Lalu bangun dan berenang mencari udara. Manusia yang masih dalam kejahiliyahan bersegeralah untuk sadar bahwa dirinya dalam kondisi jahiliyah.  lalu bangun perbaiki diri dan bangunkan masyarakat.

Bagian 3 :
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian”:
1.      Inna artinya Sesungguhnya. Tujuannya untuk menghilangkan keraguan orang orang yang masih ragu dengan pesan Allah
2.      Al Insan artinya Manusia. Manusia yang dimaksud adalah Orang yang sudah dewasa atau manusia yang memiliki akal untuk menimbang mana yang baik dan yang buruk.
3.      Khusrin artinya Segala sesuatu yang berakibat negative atau rugi luar biasa.
Allah menegaskan setelah sumpah. Manusia yang terikat ruang dan waktu benar benar berada di dalam beraneka ragam kerugian. Aneka ragam kerugian secara keseluruhan/luar biasa. Sehingga apa yang diusahakan manusia di dunia ini mulai dari harta, tenaga, waktu, pikiran dan apa yang dibanggakan itu pasti sebuah kerugian luar biasa. Namun hanya ada satu golongan umat manusia yang tidak rugi dilanjutkan ke ayat 3.
Bagian 4 :
 “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”
Di ayat ke 3 Allah memberikan wasiat agar manusia tidak termasuk orang orang yang merugi dunia dan akherat :
1.      Beriman kepada Allah
Iman disini Mengakui Allah sebagai illah dan Mengakui Nabi Muhammad Utusan Allah. Seorang mengatakan syahadat di kondisi perjuangan islam berarti orang itu siap dengan segala resiko dan konsekuensinya. Siap meninggalkan kejahiliyahan. Berani berkorban untuk perjuangan islam. Iman ini sangat penting sebagai syarat agar tidak menjadi orang yang merugi. Suatu perbuatan jika tidak dilandasi dengan mengakui keesaan Allah dan mengarahkan hidup matinya untuk Allah maka segala apa yang ia diusahakan akan mengalami kerugian luar biasa.

2.      Beramal Shaleh
Iman saja tidak cukup. Iman itu butuh pembuktian. Membuktikan kebenaran imannya dengan beramal. Amal artinya menggunakan daya. Daya dalam hal ini menggunakan seluruh daya baik harta, tenaga, waktu dan pikiran untuk untuk sesuatu hal yang agung. Yang dituntut oleh Allah bukan sembarang amal. Namun Amal Shaleh. Amal shaleh itu sebuah perbuatan yang menunjang visi misi hidup manusia tentunya yang sesuai dengan kehendak Allah. Visi Khalifah fil ard dalam hal ini Amal yang membawa rahmat, bermanfaat untuk Alam dan berkarya untuk islam.

3.      Saling menasehati dalam kebenaran
Tawasaw diambil dari kata Wasiat. Wasiat memiliki makna penyampaian pesan tentang kebenaran secara halus agar diamalkan orang lain secara berkesinambungan. Namun di kata Tawasaw ada bentuk kata “Saling”. Maksudnya saling wasiat mewasiati. Jadi manusia tidak hanya disuruh untuk beriman dan beramal shaleh tapi memberikan nasehat ke orang lain tentang ilmu, apa yang  ia imani dan apa yang dia perjuangkan. Sehingga rugi jika ia tidak menyampaikan kebenaran dan mengajak orang lain dalam kebenaran. Kebenaran adalah sebuah nilai yang membawa pada kemanfaatan dan membawa kemajuan umat. Menyampaikan kebenaran tentang nilai nilai ketauhidan, nilai masa depan akherat dan pembangunan masyarakat adalah sebuah wasiat Allah. Selayaknya manusia harusnya saling menyadarkan manusia yang masih tertidur dan mimpi indah dengan kehidupan duniawi. Bersegeralah untuk sadar, bangun dan saling membangunkan akan nilai nilai islam.

4.      Saling menasehati dalam kesabaran
Karena iman, amal shaleh dan menyampaikan kebenaran tidak mudah. Manusia harusnya saling mewasiat wasiati dalam kesabaran. Tujuannya supaya ada budaya untuk istiqomah berjuang di jalan Allah. Sabar berasal dari kata sobaro yasbiru. Sabar itu menurut bahasa “menahan”. Menahan gejolak nafsu untuk mencapai sesuatu yang baik. Sabar dalam hal ini aktif untuk bertahan dalam perjuangan beriman kepada allah, beramal shaleh dan menyampaikan kebenaran.
 

No comments:

Post a Comment