Pondok Ilmu Pengetahuan

Tuesday, December 20, 2016

ANALISA PERISTIWA HAJI WADA'



ANALISA PERISTIWA HAJI WADA “

Matahari tergelincir disaksikan 124. 000 kaum muslim di Padang Arafah

Rasullah datang dan menunggangi Al-Qashwa;. Menyampaikan khutbah haji terakhir. Peristiwa haji wada’ atau haji perpisahan. Rasulullah berkhutbah dengan suara yang bergetar. Rasulullah menunjukan isyarat perpisahan. Sahabat dan jemaah yang ada di masjid tidak kuat menahan haru. 

“Sungguh Nabi S.A.W. bersabda padanya, pada Haji Wada’ (Haji perpisahan/haji Nabi saw yang terakhir). Simaklah dengan baik wahai orang-orang, lalu beliau bersabda: “Jangan kalian kembali kepada kekufuran setelah aku wafat, saling bunuh dan memerangi satu sama lain” (Shahih Bukhari)

, “Wahai manusia sekalian! perhatikanlah kata-kataku ini! Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, tidak lagi aku akan bertemu dengan kamu sekalian.

Kemudian rasulullah bertanya lagi “Apakah aku sudah menyampaikan risalah Tuhanku kepada kalian?”. Para sahabat menjawab : Benar, Engkau telah menyampaikan risalah kepada kami”

“Allahumma Isyad. Ya Allah, saksikanlah !. Sebagian sahabat tidak dapat membendung air mata
“Wahai Manusia!” begitu kata rasul selanjutnya “Hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. Tahukah kalian hari apakah sekarang ini?”. Para sahabat menjawab : Hari yang suci”
Rasul bertanya lagi “Bulan apakah ini?” Para sahabat menjawab :”Bulan yang suci”

“Saudara-saudara! Bahwasanya darah kamu dan harta-benda kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan. Dan pasti kamu akan menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggung-jawaban atas segala perbuatanmu. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi allah adalah yang paling takwa. Tidak ada kelebihan orang arab diatas orang asing kecuali karena takwanya. Apakah akau sudah menyampaikan kepada  kalian.

Sahabat yang gemuruh menjawab : Ya, benar engkau sudah menyampaikan ini!

“Barangsiapa telah diserahi amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya.
“Bahwa semua riba sudah tidak berlaku. Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat aniaya terhadap orang lain, dan jangan pula kamu teraniaya. Allah telah menentukan bahwa tidak boleh lagi ada riba dan bahwa riba sudah tidak berlaku.

“Bahwa semua tuntutan darah selama masa jahiliah tidak berlaku lagi

“Kemudian daripada itu saudara-saudara. Hari ini nafsu setan yang minta disembah di negeri ini sudah putus buat selama-lamanya. Tetapi, kalau kamu turutkan dia walau pun dalam hal yang kamu anggap kecil, yang berarti merendahkan segala amal perbuatanmu, niscaya akan senanglah dia. Oleh karena itu peliharalah agamamu ini baik-baik.

“Saudara-saudara. Menunda-nunda berlakunya larangan bulan suci berarti memperbesar kekufuran. Dengan itu orang-orang kafir itu tersesat. Pada satu tahun mereka langgar dan pada tahun lain mereka sucikan, untuk disesuaikan dengan jumlah yang sudah disucikan Tuhan. Kemudian mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan Allah dan mengharamkan mana yang sudah dihalalkan.

“Zaman itu berputar sejak Allah menciptakan langit dan bumi ini. Jumlah bilangan bulan menurut Tuhan ada duabelas bulan, empat bulan di antaranya ialah bulan suci, tiga bulan berturut-turut dan bulan Rajab itu antara bulan Jumadilakhir dan Sya’ban.

“Saudara-saudara. Sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, juga isterimu sama mempunyai hak atas kamu. Hak kamu-atas mereka ialah untuk tidak mengijinkan orang yang tidak kamu sukai menginjakkan kaki ke atas lantaimu, dan jangan sampai mereka secara jelas membawa perbuatan keji. Kalau sampai mereka melakukan semua itu Tuhan mengijinkan kamu berpisah tempat tidur dengan mereka dan boleh memukul mereka dengan suatu pukulan yang tidak sampai mengganggu. Bila mereka sudah tidak lagi melakukan itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan sopan-santun. Berlaku baiklah terhadap isteri kamu, mereka itu kawan-kawan yang membantumu, mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka. Kamu mengambil mereka sebagai amanat Tuhan, dan kehormatan mereka dihalalkan buat kamu dengan nama Tuhan.

“Perhatikanlah kata-kataku ini, saudara-saudara. Aku sudah menyampaikan ini. Ada masalah yang sudah jelas kutinggalkan ditangan kamu, yang jika kamu pegang teguh, kamu takkan sesat selama-lamanya - Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.

“Wahai Manusia sekalian! Dengarkan kata-kataku ini dan perhatikan! Kamu akan mengerti, bahwa setiap Muslim adalah saudara buat Muslim yang lain, dan kaum Muslimin semua bersaudara. Tetapi seseorang tidak dibenarkan (mengambil sesuatu) dari saudaranya, kecuali jika dengan senang hati diberikan kepadanya. Janganlah kamu menganiaya diri sendiri.

“Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?”

Sementara Nabi mengucapkan itu Rabi’a mengulanginya kalimat demi kalimat, sambil meminta kepada orang banyak itu menjaganya dengan penuh kesadaran. Nabi juga menugaskan dia supaya menanyai mereka misalnya: Rasulullah bertanya “hari apakah ini? Mereka menjawab: Hari Haji Akbar! Nabi bertanya lagi: “Katakan kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu oleh Tuhan disucikan, seperti hari ini yang suci, sampai datang masanya kamu sekalian bertemu Tuhan.”

Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu ia berkata lagi:

“Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?!”

Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: “Ya!”

Lalu katanya:

“Ya Allah, saksikanlah ini!”
Selesai Nabi mengucapkan pidato ia turun dari al-Qashwa’ - untanya itu. Ia masih di tempat itu juga sampai pada waktu sembahyang lohor dan asar. Kemudian menaiki kembali untanya menuju Shakharat. Pada waktu itulah Nahi a.s. membacakan firman Tuhan ini kepada mereka:

Pada saat itulah turun wahyu yang terakhir kepada Nabi Muhammad S.A.W. :

Firman Allah SWT :
 “Hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atas kamu, dan Aku Ridho Islam menjadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah : 3).

Apabila Abu Bakar r.a. mendengar keterangan Rasulullah s.a.w. itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga ke malam. 20 hari setelah menyampaikan ayat ini rasulullah meninggal dunia.

Beberapa Pesan Nabi Muhammad kepada Umatnya :
  1. Setiap manusia secara pribadi bertanggung jawab atas segala tindakannya
  2. Keselamatan jiwa dan harta benda menjadi syarat penting dalam membangun kemakmuran dan ketentraman dunia
  3. Amanah dan kepercayaan baik moral ataupun material harus dijaga dan dipelihara.
  4. Riba dalam berbagai macam bentuknya yang berakibat pemerasan terhadap kaum yang lemah dilenyapkan.
  5. Penegasan tentang  hak-hak  wanita serta hak dan kewajiban suami istri.
  6. Penegasan bahwa seorang muslim dengan lainnya adalah bersaudara karena itu harus saling bantu membantu.
  7. Penghapusan perbedaan (diskriminasi) yang ditimbulkan oleh perbedaan bangsa, warna kulit dan perbedaan kedudukan sosial dan lain-lain.
Makna kata Sempurna dalam Surat Al Maidah ayat 3 : Segala perintah dan pemecahan masalah ada di Al-qur’an. Ajaran spiritual, ekonomi, budaya, politik, hukum, ilmu pengetahuan semuanya ada di Al-qur’an. Sehingga dengan Akal dan Ilmu pengetahuan akan membuka khazanah Ilmu pengetahuan Al – Qur’an. 

Selain itu juga Surat Al Maidah  ayat 3 Memberikan keyakinan umat islam bahwa islam adalah agama yang diridhoi oleh Tuhan semesta alam. Islam adalah agama tuhan. berarti jika tidak memeluk agama tuhan bukanlah hamba tuhan. termasuk golongan orang orang kafir. sedangkan hamba tuhan maka layak masuk surge. Allah menginginkan Umat islam berpegang pada tali agama allah, Agama islam sempurna tidak ada yang mampu menandingi.

Meraih Pertolongan Dengan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual




Meraih Pertolongan Dengan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual

Khoirotur Royana

            “wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta dengan orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah : 153)

Pertolongan Allah, siapa yang tidak mengharapkannya? Semua orang pasti mendambakannya, Seperti sebuah keajaiban datang dikala dirudung kesusahan. Seperti menemukan jalan keluar ketika kita kebingungan. Pertolongan Allah terkadang datang tiba-tiba tanpa aba-aba, hadir dalam cara yang tidak terduga. Namun apa selamanya kita hanya menunggu pertolongan datang? Atau hanya menanti waktu menjawab di hari mendatang.

Dalam surat diatas, Allah menyuruh kita memohon petolongan, bukan sekedar menanti keajaiban. Kita disuruh berusaha bukan berhenti tanpa upaya. Saya tau bahwa pertolongan akan datang disaat di akhir cerita, yang awalnya berpikir akan musibah namun menjadi anugerah. Namun apakah Keajaiban datang disaat kita berusaha diluar sunatullah kesuksesan? Apakah keajaiban hadir disaat kita berjalan di jalur yang berlawanan.

Bila pertolongan ada di titik penghabisan, mengapa diatas kita memohon pertolongan dengan sabar dan shalat yang didirikan. Apa arti penting sabar dan shalat yang ditunaikan? Hingga digunakan untuk memohon pertolongan Tuhan. Tapi apakah hanya dengan Shalat dan Sabar pertolongan akan datang? 

sebelum kita membahas tentang problematika diatas, sebaiknya kita mengetahui apa yang dimaksud pertolongan. Pertolongan memiliki kata dasar “tolong” yang artinya bantu, minta bantuan. Sedangkan kata “menolong” memiliki makna (1) membantu untuk meringankan beban (penderitaan, kesukaran, dsb) (2)  membantu supaya dapat melakukan sesuatu: (3) melepaskan diri dr (bahaya, bencana, dsb); menyelamatkan (4) dapat meringankan (penderitaan dsb); dapat menyembuhkan (penyakit dsb); dapat melepaskan dr (bahaya dsb). Sedangkan kata “pertolongan” lebih merujuk pada makna perbuatan atau sesuatu yg dipakai untuk menolong; bantuan.

Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pertolongan dapat berupa keringanan beban, diberi kekuatan, dan terlepas dari ketakutan. Namun, pertolongan bisa mewujudkan kesuksesan, atau keberhasilan suatu tindakan. Seperti kemenangan perang Badar yang melengeda ataupun Keberhasilan Islam menyebar ke penjuru dunia. Jadi, bisa dikatakan bahwa memohon pertolongan berarti menginginkan kesuksesan. Tak ada yang memohon pertolongan untuk menggapai kegagalan. Jadi bisa dikatakan bahwa kesuksesan sebagai wujud pertolongan.

Dari ayat diatas, kita disuruh untuk memohon pertolongan, atau bisa disebut berusaha meraih kesuksesan. Hal ini jelas dinyatakan dengan kata “mohonlah” yang berarti perintah untuk dikerjakan. Perintah selalu dilaksanakan dengan tindakan nyata atau usaha. Jadi intinya, kita disuruh berusaha untuk mencapai kesuksesan. Kita tidak hanya bertindak pasif memohon pertolongan, namun juga aktif dalam mencapai tujuan.

Dalam ayat tersebut, kita diperintah untuk memohon pertolongan dengan Sabar dan Shalat. Tapi mengapa hanya Sabar dan Shalat sebagai syarat atau usaha untuk memohon pertolongan? Bila dilihat dari aspek yang menjadi ruang lingkupnya, maka Sabar berada dalam aspek Emosi dan Shalat berada dalam aspek spiritual. Jadi, keduanya adalah simbol dari kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritusl.

Sabar merupakan simbol kecerdasan emosi.
             Sabar merupakan wujud kecerdasan emosi. Dalam memohon pertolongan ataupun berusaha meraih kesuksesan diperlukan kecerdasan emosi yang tinggi. Kecerdasan Emosi atau yang sering disebut EQ (Emotional Quotient) merupakan kecerdasan yg berkenaan dng hati dan kepedulian antarsesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar. 

            Dalam meraih kesuksesan memang tidak hanya mengandalkan IQ (intellectual Quotient) atau Kecerdasan Akal. Banyak orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi namun kurang kercedasan emosi justru tersingkir dengan sendiriya. Karena kecerdasan emosi tidak hanya berkaitan dengan perasaan, namun juga mencakup kecerdasan bertindak dalam memecahkan masalah. 

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya.  Sedangkan kecerdasan emosional menurut Goleman (1997) adalah kemampuan lebih yang harus memotivasi diri, menghadapi kegagalan daya tahan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, dan mengatur emosional bahwa seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.

            Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosional (Goleman, 2000) : 1) Kemampuan memotivasi diri sendiri, 2)  Ketahanan menghadapi frustasi, 3) Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, 4)Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.

Sedangkan sabar berasal dari kata “sobaro_yasbiru” yang artinya menahan. Dan menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa dan sebagainya.

Bila kita melihat tentang pengertian kercedasan emosi dan kesabaran memang memiliki substansi yang sama. Kesabaran memang memiliki sikap yang selalu memotivasi diri, ketika Thomas Edison mendapat kegagalan berkali-kali, namun ia tetap tak mau mengalah, ia hanya berkata bahwa ia menemukan cara yang salah. Seorang yang sabar tak pernah berhenti, ia akan tetap bertahan dan selalu termotivasi.

Orang yang sabar juga meliki ketahanan menghadapi frustasi, ketika kegagalan datang bertubi-tubi, seorang penemu tak akan berhenti untuk mendapat yang dituju. Mereka orang yang sabar selalu bisa untuk menahan diri, walaupun banyak tekanan yang dilalui, tapi merek masih tegak berdiri. Nelson Mandela, adalah tokoh yang melegenda. Dengan sabar ia menjalani bertahun-tahun di dalam penjara, namun ia masih tetap berjuang sampai akhir hayatnya. Apakah ia tidak merasa frustasi dalm penjara ia sendiri, ia bahkan merasakan bagaimana rasanya keterputusasaan itu, jauh dari kelurga dan kehilngan yang ia cinta, namun ia orang yang sabar menghadapinya, ia menhadapi masalahnya dengan mimpi membebaskan negaranya.

            Nabi Muhammad juga termasuk orang yang sabar, hal ini jelas tertulis dalam ayat al Qur’an yang tersiar, hal ini merupakan tanda Nabi Allah memiliki kecerdasan emosi, dalam tugasnya menyiarkan agama ini. 

            “maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itumaafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, ...” (Al Baqarah : 159)

             Tapi mengapa Sabar disimbolkan dengan kecerdasan emosi, padahal banyak prilaku yang mencerminkan kecerdasan emosi, contohnya saja kerja keras, optimis, mandiri, dan lainnya. Hal ini dikarenakan bahwa Sabar membutuhkan kecerdasan emosi yang tidak biasa. Disaat, yang lain memutuskan untuk menyerah, ia justru memilih terus melangkah. Disaat yang lain menunjukkan rasa kecewa, ia juustru mencari sebuah makna, dan disaat yang lain menggunakan perasaan, ia justru berusaha memecahkan permasalahan.

            Sabar bukan berarti kita pasrah akan keadaan, tapi kita tetap bertahan dalam kebenaran. Tetap konsisten dengan apa yang dikerjakannya dan terus mencari jalan keluar dari kesulitan dan lebih menggunakan rasionalitasnya daripada emosinya. Ketika kita mendapatkan musibah, seseorang yang sabar tidak terburu-buru untuk marah. Namun, ia akan berusaha mencari hikmah. Orang sabar tidak terburu-buru menghakimi tapi ia akan terus intropeksi diri. Orang sabar tidak akan mudah mengalah pada keadaan, ia akan justru tetap bertahan di garda terdepan.

            Contoh nyata orang yang sabar adalah Thomas Alfa Edison, ia tidak hanya pintar dalam akademis namun juga emosi. Ketika yang lain menyerah dalam satu-dua kali pecobaan, namun ia justru melakukan percobaan hingga beratus-ratus kali percobaan sekalipun. Ia tetap sabar mencoba satu demi satu formula. Dia tidak berhenti hanya menunggu keajaiban turun dari surga, namun ia tetap bertahan dan terus mencoba memperbaiki diri, Itulah yang disebut orang-orang sabar yang sejati.

            Sabar juga mencerminkan prilaku yang pekerja keras, optimis, evaluatif, dan rasionalitas. Karena orang sabar tidak pernah berhenti untuk mengalah, ia juga tetap menyakini akan keberhasilan di masa mendatang, ia tetap berusaha memperbaiki diri, dan tak mudah untuk tersulut emosi. Hal ini juga menegaskan bahwa memang Allah selalu bersama orang-orang sabar, karena Sabar merupakan prilaku kecerdasan emosi yang membawa keberhasilan. Karena orang-orang yang konsisten, optimis, evaluatif, dan mampu mengelola perasaannya adalah Sunatullah meraih Kesuksesan dan mendapat Pertolongan Allah berupa keberhasilan di akhir cerita.

Shalat merupakan Simbol Kecerdasan Spiritual (SQ)
            Shalat merupakan aktifitas spiritual seseorang untuk berkomunikasi dengan Tuhan, merasakan pengalaman spiritual yang begitu mengesankan. Dimana kita merasakan begitu tak berdaya di hadapan Sang Pencipta dan MengAgungkan Nama-Nya, meminta petujuk dan harapan, untuk mencapai kebahagiaan. Berjanji untuk menyerahkan hidup dan mati, hanya pada Illahi. Mungkin Shalat hanya sekilas namun berbekas. Dari Takbir hingga Salam, memohon perlindungan pada Sang Pencipta alam. Mungkin shalat adalah rutinitas yang sering kita dirikan, sebagian orang menganggapnya sebagai kewajiban, sebagian lainnya menganggapnya sebagai penenang Kejiwaan. Dengan Shalat kita mengerti makna kehidupan, tentang diri kita sebagai hamba-Nya. 

            Tapi mengapa shalat dihubungkan dengan kecerdasan spiritual, apa maksud kecerdasan spiritual itu? Kecerdasan spiritual menurut KBBI adalah kecerdasaan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antarsesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar berdasarkan keyakinan akan adanya Tuhan yang Maha Esa. 

Sedangkan Kercedasan Spiritual menurut  Aribowo dan Irianto (2003) Berarti kemampuan kita untuk dapat mengenal dan memahami diri kita sepenuhnya sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. Dengan memiliki kecerdasan spiritual berarti kita memahami sepenuhnya makna dan hakikat yang kita jalani

Abdul Wahid Hasan (2006:27) juga menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual adalah Kecerdasan yang digunakan untk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, manusia  dituntut untuk kreatif mengubah penderitaan sebagai hidup yang semangat (motivasi) tinggi sehingga penderitaan berubah menjadi kebahagiaan hidup. Manusia harus mampu menemukan makna kehidupannya.

Bila dilihat dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia untuk memaknai hidupnya, mengenal sang Penciptanya, walaupun hidup terasa berat dijalani namun tetap dilaksanakan dengan senang hati. Karena ia memaknai hidup ini sebagai ladang amal di akhirat nanti. Banyak orang yang hidup berukupan bahkan berlebihan, justru meninggal dengan penuh ketragisan. Banyak orang kaya tak bahagia, banyak orang terkenal namun merasa asing.

Banyak orang yang memiliki kecerdasan intelektual dan emosional, namun mereka yang tidak memiliki kecerdasan spiritual akan terasa hampa di hidupnya. Memang mereka sukses dunia namun mereka tidak meraih surga. Allah tidak hanya  ingin kita meraih kebahagiaan dunia semata, namun meraih kesuksesan dalam Surga-Nya. 

“dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh itu berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk . (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya. Dan mereka akan kembali kepada-Nya” (Al Baqarah : 45-46)

Dari penjelasan diatas, diharapkan kita memiliki kecerdasan emosional dan spiritual untuk memohon pertolongan, untuk meraih sunatullah kesuksesan. Memang kadangkala keajaiban indah tiba-tiba hadir begitu saja, namun setidaknya kita mengiringnya dengan usaha. Dengan bekal sabar dan shalat, meraih pertolongan di dunia dan di akhirat. Tetapi bukan sekedar kita berlaku sabar dan dirikan shalat, namun kita memaknai apa yang tersirat. Menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan emosional dan spiritual, untuk menjalani dunia dan akhirat yang kekal.

Monday, December 19, 2016

Analisa Perilaku Poligami Nabi Muhammad



Analisa Perilaku Poligami Nabi Muhammad

Istri-istri nabi

1.      Khadijah binti Khuwailid
Ia merupakan isteri nabi Muhammad yang pertama. Sebelum menikah dengan Nabi, ia pernah menjadi isteri dari Atiq bin Abid dan Abu Halah bin Malik dan telah melahirkan empat orang anak, dua dengan suaminya yang bernama Atiq, yaitu Abdullah dan Jariyah, dan dua dengan suaminya Abu Halah yaitu Hindun dan Zainab. Berbagai riwayat memaparkan bahwa saat Muhammad s.a.w. menikah dengan Khadijah, umur Khadijah berusia 40 tahun sedangkan Nabi hanya berumur 25 tahun. Tetapi menurut Ibnu Katsir seorang tokoh dalam bidang tafsir, hadis dan sejarah, mereka menikah dalam usia yang sebaya. Nabi Muhammad s.a.w. bersama dengannya sebagai suami isteri selama 25 tahun yaitu 15 tahun sebelum menerima wahyu pertama dan 10 tahun setelahnya hingga wafatnya Khadijah, kira-kira 3 tahun sebelum hijrah ke Madinah Khadijah wafat saat ia berusia 50 tahun. Ia merupakan isteri nabi Muhammad s.a.w. yang tidak pernah dimadu, karena semua isterinya yang dimadu dinikahi setelah wafatnya Khadijah. Di samping itu, semua anak Nabi kecuali Ibrahim adalah anak kandung Khadijah.Maskawin dari nabi Muhammad s.a.w. sebanyak 20 bakrah dan upacara perkawinan diadakan oleh ayahnya Khuwailid. Riwayat lain menyatakan, upacara itu dilakukan oleh saudaranya Amr bin Khuwailid.

Motif Nabi Muhammad menikahi Khadijah karena Rasa Cinta atau Hukum biologis. Khadijah sendiri yang menyatakan cinta kepada Muhammad karena akhlaqnya yang bagus serta bisa memajukan bisnisnya. Nabi Muhammad juga memahami akan hal ini sehingga menerima cinta dari Khadijah.

2.      Saudah binti Zam'ah
Nabi menikah dengan Saudah setelah wafatnya Khadijah dalam bulan itu juga. Saudah adalah seorang janda tua. Suami pertamanya ialah al-Sakran bin Amr. Saudah dan suaminya al-Sakran adalah di antara mereka yang pernah berhijrah ke Habsyah Saat suaminya meninggal dunia setelah pulang dari Habsyah, maka Rasulullah s.a.w telah mengambilnya menjadi isteri untuk memberi perlindungan kepadanya dan memberi penghargaan yang tinggi kepada suaminya. Acara pernikahan dilakukan oleh Salit bin Amr. Riwayat lain menyatakan upacara dilakukan oleh Abu Hatib bin Amr. Mas kahwinnya ialah 400 dirham.

Motif Nabi Muhammad menikahi Saudah karena menolong janda dan memberikan penghargaan yang besar bagi janda yang suaminya sahid dalam perang. Hal ini sangat bernilai dalam budaya arab khususnya para pahlawan dalam perang.

3.      Aisyah binti Abu Bakar
Akad nikah diadakan di Mekkah sebelum Hijrah, tetapi setelah wafatnya Khadijah dan setelah nabi Muhammad menikah dengan Saudah. Ketika itu Aisyah berumur 16 tahun. Rasulullah tidak bersama dengannya sebagai suami isteri melainkan setelah berhijrah ke Madinah. Ketika itu, Aisyah berumur 19 tahun sementara nabi Muhammad berumur 53 tahun. Aisyah adalah satu-satunya isteri rasulullah yang masih gadis pada saat dinikahi. Upacara dilakukan oleh ayahnya Abu Bakar dengan mas kawin 400 dirham
Motif Nabi Muhammad menikahi Aisyah binti Abu bakar karena politik. Sebab Nabi Muhammad Pasca ditinggal Khadijah tidak ada yang menemani dan melayani di Rumah sehingga ditawari oleh Abu Bakar untuk menikahi Aisyah pada waktu umurnya sudah cukup. Selain itu juga menguatkan kekuatan umat islam dengan nilai kekeluargaan sehingga bisa terhindar dari bani atau kaum lain yang hendak menghancurkan kekuatan islam. Menikahi dengan motif politik bisa dibenarkan karena budaya arab saat itu sebagai jalan melindungi dan memperkuat suatu kaum.

Menjawab Nabi Muhammad menikahi gadis kecil ( pedofilia )

Nabi Muhammad menikahi Aisyah karena pada saat itu Nabi Muhammad ditinggal mati paman (Abu Thalib) dan istrinya ( Khadijah ). Setelah nabi Muhammad ditinggal mati oleh 2 orang tersebut, nyawa Muhammad senantiasa terancam, karena ia sudah dikeluarkan dari banu paman dan istrinya. Perlu diketahui bersama, bahwa di dalam Arab, ada tradisi, bahwa orang – orang yang terikat di dalam banu yang terpandang, akan terjamin keselamatannya. Dan jika diketahui orang tersebut disakiti, maka banu – banu lain berhak melakukan perlawanan terhadap banu yang melakukan “penyerangan “ tersebut. Sehingga dengan adanya budaya yang demikian, posisi Muhammad amat terancam. Lantas bagaimana caraya agar Muhammad bisa mendapatkan perlindungan? Maka Muhammad harus mengikatkan diri pada banu yang disana “ terpandang”. Cara mengikatkan diri dalam banu, dalam tradisi arab adalah dengan menikah. Maka pada saat itu, Abu Bakar, yang termasuk pembesar salah satu Banu di Mekkah, menarik Muhammad untuk menikah dengan anaknya, agar Muhammad aman dari ancaman orang – orang Quraisy. Lantas, mengapa Muhammad tidak berlindung saja pada sahabat ( Abu Bakar bisa termasuk ), daripada harus menikah dengan Aisyah? Karena pada saat itu, jumlah umat muslim masih sangat sedikit. Sehingga amat mustahil bila melakukan perlawanan, maka langkah yang paling aman adalah dengan mengikuti sistem yang ada ( Peluang aman lebih besar ).

Selain itu, bila kita menggunakan ilmu psikologi, dikatakan bahwa tidak mungkin manusia memiliki 2 sifat yang bertentangan secara ekstrim. Pada kasus Muhammad adalah” di satu sisi ia menyukai anak kecil “ namun “ di satu sisi ia menyukai orang tua ( Istri Muhammad selalu diatas 50 tahun, selain Aisyah dan Khadijah dan jumlahnya ada 10 ). Hal ini amat tidak mungkin. Sehingga, pasti Muhammad menikahi Aisyah adalah “bukan” karena motif suka, namun karena motif politik.

4.      Hafshah binti Umar bin al-Khattab
Hafsah seorang janda. Suami pertamanya Khunais bin Hudhafah al-Sahmiy yang meninggal dunia saat Perang Badar Ayahnya Umar meminta Abu Bakar menikah dengan Hafsah, tetapi Abu Bakar tidak menyatakan persetujuan apapun dan Umar mengadu kepada nabi Muhammad. Kemudian rasulullah mengambil Hafsah sebagai isteri.
Motif Nabi Muhammad menikahi Hafsah binti Umar Bin Khattab karena motif politik. Sebab Nabi Muhammad ditawari oleh Umar Bin Khattab untuk menikahi Hafsah untuk menguatkan kekuatan umat islam dengan nilai kekeluargaan sehingga bisa terhindar dari bani atau kaum lain yang hendak menghancurkan kekuatan islam. Menikahi dengan motif politik bisa dibenarkan karena budaya arab saat itu sebagai jalan melindungi dan memperkuat suatu kaum.

5.      Ummu Salamah
Salamah seorang janda tua mempunyai 4 anak dengan suami pertama yang bernama Abdullah bin Abd al-Asad. Suaminya syahid dalam Perang Uhud dan saudara sepupunya turut syahid pula dalam perang itu lalu nabi Muhammad melamarnya. Mulanya lamaran ditolak karena menyadari usia tuanya. Alasan umur turut digunakannya ketika menolak lamaran Abu Bakar dan Umar al Khattab. Lamaran kali kedua nabi Muhammad diterimanya dengan mas kawin sebuah tilam, mangkuk dari sebuah pengisar tepung

Motif Nabi Muhammad menikahi Ummu Salamah karena menolong janda dan memberikan penghargaan yang besar bagi janda yang suaminya sahid dalam perang. Hal ini sangat bernilai dalam budaya arab khususnya para pahlawan dalam perang.

6.      Ummu Habibah binti Abu Sufyan
Ummu Habibah seorang janda. Suami pertamanya Ubaidillah bin Jahsyin al-Asadiy. Ummu Habibah dan suaminya Ubaidullah pernah berhijrah ke Habsyah. Ubaidullah meninggal dunia ketika di rantau dan Ummu Habibah yang berada di Habsyah kehilangan tempat bergantung. Melalui al Najashi, nabi Muhammad melamar Ummu Habibah dan upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan mas kawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.

Motif Nabi Muhammad menikahi Ummu Habibah karena menolong janda dan memberikan penghargaan yang besar bagi janda yang suaminya sahid dalam perang. Hal ini sangat bernilai dalam budaya arab khususnya para pahlawan dalam perang.

7.      Juwairiyah (Barrah) binti Harits
Ayah Juwairiyah ialah ketua kelompok Bani Mustaliq yang telah mengumpulkan bala tentaranya untuk memerangi nabi Muhammad dalam Perang al-Muraisi' Setelah Bani al-Mustaliq tewas dan Barrah ditawan oleh Tsabit bin Qais bin al-Syammas al-Ansariy. Tsabit hendak dimukatabah dengan 9 tahil emas, dan Barrah pun mengadu kepada nabi. Rasulullah bersedia membayar mukatabah tersebut, kemudian menikahinya.

Motif Nabi Muhammad menikahi Juwariyah karena motif politik dan bentuk pertolongan dengan Juwariyah karena ditawan oleh Tsabit bin Qais bin al-Syammas al-Ansariy. Sehingga mengangkat harkat martaban wanita.

8.      Zainab binti Jahsy
Zainab merupakan isteri Zaid bin Haritsah yang pernah menjadi budak dan kemudian menjadi anak angkat nabi Muhammad s.a.w. setelah dia dimerdekakan. Hubungan suami isteri antara Zainah dan Zaid tidak bahagia karena Zainab dari keturunan mulia, tidak mudah patuh dan tidak setaraf dengan Zaid. Zaid telah menceraikannya walaupun telah dinasihati oleh nabi Muhammad s.a.w. Upacara pernikahan dilakukan oleh Abbas bin Abdul-Muththalib dengan mas kawin 400 dirham, dibayar bagi pihak nabi Muhammad s.a.w.

Motif Nabi Muhammad menikahi Khadijah karena Zainab atau Hukum biologis. Selain itu juga untuk melawan budaya arab yang melarang menikahi anak angkat. Allah meridhoi pernikahan Nabi Muhammad dengan Zainab.

9.      Asma' binti al-Nu'man al-Kindiyah
Asma' menikah dengan nabi Muhammad s.a.w.tetapi diceraikan oleh Nabi dan diantar pulang ke keluarganya sebelum hidup bersama karena Asma mengidap penyakit sopak

10.  Umrah binti Yazid al-Kilabiyah
Nabi Muhammad s.a.w. menikah dengan Umrah ketika Umrah baru saja memeluk agama Islam. Umrah telah diceraikan dan dipulangkan kepada keluarganya.

11.  Zainab binti Khuzaimah
Zainab binti Khuzaimah meninggal dunia sewaktu nabi Muhammad s.a.w. masih hidup.

12.  Maria al-Qibthiya
Maria al-Qibthiya ialah satu-satunya istri Nabi yang berasal dari Mesir dan satu-satunya pula yang dengannya Nabi memperoleh anak selain Khadijah yakni Ibrahim namun sayangnya meninggal dalam usia 4 tahun
Motif Nabi Muhammad menikahi Maria karena motif politik. Budaya Raja dunia yang memberikan hadiah berupa budak ataupun wanita menjadi hal biasa sebagai bagian dari membangun sekutu ataupun hubungan antar negara. Sehingga Nabi Muhammad menikahi Maria untuk dakwah dan menerima hadiah dari Raja Mesir agar hubungan antar negara bisa baik dan islam bisa berkembang.
Disimpulkan bahwa Nabi Muhammad menikahi wanita arab memiliki pertimbangan rasional dan bisa dipertangung jawabkan. Kedudukan wanita arab yakni patriarchal atau posisi di marjinalkan atau diremehkan bahkan dijual belikan. Sehingga dengan menikahi merupakan upaya untuk mengangkat derajat wanita dalam kondisi saat itu. Pun Raja Raja saat itu memiliki Istri lebih dari 50. Khalid bin walid memiliki istri lebih dari 50. Ataupun Masyarakat Arab lainnya. Karena memang budaya memiliki istri banyak menunjukan status dan kedudukan seorang. Tidak ada motif hawa nafsu atau kelainan hiperseks seperti tuduhan orang orientalis kepada Islam.. Pernikahannya Nabi Muhammad dengan khadijah berlansung selama 25 tahun. Setelah Khadijah Meninggal Dunia Nabi Muhammad karena kondisi perjuangan dan memajukan islam menjadi logis karena motif melindungi janda, mengangkat derajat wanita dan motif politik ataupun untuk merubah budaya arab yang salah sehingga bisa dipertangung jawabkan.