Pondok Ilmu Pengetahuan

Sunday, February 19, 2017

Berlian di Pelupuk Mata tidak kelihatan


Berlian di Pelupuk Mata tidak Kelihatan

Pada zaman dahulu, tidak jauh dari Sungai Indus, hiduplah seorang laki laki bernama Ali Hafiz yang tinggal bersama keluarganya. Ia memiliki ladang dan kebun yang luas, dan ia dianggap sebagai orang yang kaya raya. Setiap malam ia bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dikaruniakan dan setiap malam ia dapat tidur dengan nyenyak. Pada suatu hari, seorang laki laki yang banyak mengkaji kisah kisah zaman dahulu datang mengujungi Ali Hafiz. Beliau menceritakan bagaimana proses berlian dijadikan dan berkata. “Apabila kamu berhasil memiliki berlian meskipun sebesar ibu jari, maka kamu mampu membeli sebuah negara, dan apabila kamu bisa memiliki sebuah pertambangan berlian maka kamu dapat menguasai dunia”.


Mulai saat itu, Ali Hafiz tidak dapat tidur dengan nyenyak lagi, dan sejak saat itu pula ia lupa bersyukur kepada Allah. Siang dan malam ia hanya termenung memikirkan bagaimana caranya memiliki berlian. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjual semua harta yang dimilikinya untuk merantau dalam rangka mencari pertambangan berlian. Maka, Ali Hafiz mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya dan segera memulai perjalanannya. Ia merantau ke negara Palestina, menjelajahi Eropa dan akhirnya tiba di Teluk Barcelona dalam keadaan miskin. Namun, berlian yang dicari tidak juga ditemukan. Ia merasa sangat kecewa dan putus asa, dan akhirnya menceburkan dirinya ke dalam laut. Dengan begitu tamatlah riwayat hidupnya.


Kembali kepada ladang dan kebun yang sudah dijualnya, pada suatu hari pemilik yang baru berjalan jalan di kebunnya dan kemudian berhenti untuk beristirahat di tepi sebuah sungai. Ia merasa aneh karena pasir di sungai itu terlihat bersinar dan gemerlapan. Ia pun menciduk pasir sungai dan kemudian menunjukannya kepada laki laki yang banyak mengkaji kisah kisah masa lalu. Laki laki itu terkejut karena pasir itu mengandung berlian bernilai tinggi dan berlian itulah yang selama ini dicari cari oleh Ali Hafiz. Ali Hafiz membuang uang, waktu, dan tenaga untuk pergi mencari berlian sedangkan berlian yang berharga berada di ladangnya, di depan matanya. Atas hasil temuan itu, kebun yang mulanya dimiliki Ali Hafiz berganti menjadi pertambangan berlian yang besar yang saat ini dikenal dengan pertambangan Golcanda.


Umat islam pada saat ini dapat diberatkan seperti Ali Hafiz. Mereka tidak menyadari agama Islam adalah pertambangan berlian yang tidak ada bandingannya dibandingkan dengan ajaran agama lain. Mereka pergi mencari kemuliaan dengan mengikuti budaya asing. Mereka mengangumi isme isme lain yang bertentangan dengan islam dan bangga mengikuti cara hidup matrealisme, liberalism dan selainnya.  Akhirnya, mereka lemah dan hancur. Jika keadaan sudah terlambat, baru mereka sadar bahwa kemuliaan, kebanggaan, keunggulan dan kebahagiaan yang dicari selama ini ada dihadapan mata mereka yaitu Islam.


Dalam Surat Al Baqarah ayat 211 Allah berfirman, “Barang siapa yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksaan-Nya.” Di dalam kitab Al Asas fit Tafsir, Said Hawaa berkata, “Nikmat yang paling besar yang dikaruniakan Allah kepada kita adalah ayat ayat dan aturanNya. Itulah berlian yang kita menuntun manusia menuju cahaya terang. Al –Qur’an dalam hal ini menjadikan manusia dari gelap menuju terang benderang. Artinya Apabila umat islam mengabaikan nikmat nikmat itu, mereka menjadi golongan golongan yang merugi.


Sebenarnya, golongan yang berhasil adalah golongan yang tidak melupakan peringatan Allah. Allah berfirman dalam surat Tha ha ayat 124, “Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta.”


Semoga kita senantiasa termotivasi untuk mempelajari ayat suci al-qur’an dan tentunya mengamalkannya. Amin …

No comments:

Post a Comment