Pondok Ilmu Pengetahuan

Sunday, July 10, 2016

Insiyur Kebersihan

Ada milyaran pabrik tersebar di negara ini atau bahkan di seluruh penjuru bumi. Berada di pusat perkotaan, kampung, hingga dusun. Berisi orang" kalangan atas hingga bawah. Tak perlu karyawan ataupun buruh di dalamnya. Ribuan ton barang diproduksi tiap harinya. Tak perlu proses yang rumit, cukup membeli di pasar atau supermarket, digunakannya, lalu dihasilkannya. Hanya saja tak banyak orang ingin memiliki hasil produksinya. Hingga tanpa disadari menjadi busuk dan berserakan. Mengotori bumi yang awalnya indah, merusak lingkungan yang awalnya hijau. 

Di tengah ulahnya yang mengkhawatirkan, masih ada beberapa orang yang rela bersahabat dengan hasil produksinya, mengantarkannya ke tempat yang seharusnya, menyelamatkannya agar tak merugikan manusia. Namun, atas jasanya yang begitu mulia, orang-orang disekitarnya menyebutnya dengan gelar "tukang". Sebutan yang nampak tak adil jika melihat usaha kerasnya yang telah dikeluarkan menjaga agar bumi ini tetap layak huni. Jika saja Insinyur adalah gelar bagi orang yang bertugas dalam perencanaan, instalasi, dan pengelolaan produk. Maka apa salahnya jika sahabat hasil produksi itu disebut "Insinyur Kebersihan" ? Gelar yang layak di tengah proses produksi tiada henti. Pabrik yang sangat mustahil berhenti produksi ini pun mengenal kata untung dan rugi. Menguntungkan jika barang yang dihasilkannya memberi manfaat bagi manusia juga lingkungan, dan merugikan jika barang yang dihasilkannya mengotori lingkungan, menimbulkan penyakit, hingga menjadikan bumi tak layak huni. 

Untung atau rugi, bergantung dari orang-orang yang ada di dalamnya, yang setiap hari tidur di dalamnya, mandi di dalamnya, makan di dalamnya, bermain di dalamnya, hingga beribadah di dalamnya. Mulai dari istana negara, komplek perumahan, perkampungan, pedesaan, maupun jalanan, semua menghasilkan satu produk : Sampah. Produk yang tidak ada seorang pun tertarik untuk memberikan "brand" agar laku di pasaran. Hanya orang tertentu saja yang sadar kebersihan merupakan sumber kehidupan di bumi. Hingga tak jarang ada tangan-tangan kreatif yang berhasil mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai dan membawa kebaikan bagi seluruh makhluk yang ada di bumi. 

Tak perlu satu atau dua hari untuk memperingati hari bumi sebagai wujud kecintaan. Wujudkan dengan aksi nyata setiap hari, buang sampah di tempatnya, dan hormati orang yang bersahabat dengannya. Sampah ? Musibah ? Bantah !

No comments:

Post a Comment